
PALANGKA RAYA, KALTENGTERKINI.CO.ID – Kondisi dan situasi alam Kalteng beberapa tahun terakhir menunjukkan kondisi cuaca yang berubah-ubah meski di dominasi curah hujan yang tinggi namun terkadang di beberapa kabupaten sempat mengalami kondisi cuaca yang kering yang sangat berpotensi membuat api mudah menyala, namun secara umum Kalteng masih aman dari bencana kebakaran hutan dan lahan seperti beberapa tahun silam.
Meski saat ini Kalteng masih berada pada curah hujan yang tinggi, namun BMKG telah mengeluarkan peringatan dini akan kondisi alam di Kalteng beberapa bulan Kedepan akan mengalami musim kering yang cukup ekstrim, Oleh sebab itu BPBPK Provinsi telah menyatakan kesiap Siagaan untuk menghadapi kemungkinan – kemungkinan bencana alam yang ada maupun kebakaran karena faktor non alam lainnya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalimantan Tengah, Falery Tuwan berserta jajarannya mengikuti Rapat Koordinasi dan Silahturahmi Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) serta Rapat Koordinasi Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Kalteng, bertempat di Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalteng, (Rabu 15/3/2023).
Rapat dipimpin langsung oleh Gubernur Kalteng Sugianto Sabran dan dihadiri unsur Forkopimda Provinsi Kalteng, Bupati dan Wali Kota serta segenap tokoh Masyarakat / Adat / Agama / Pemuda, Akademisi, Perbankan, BEM dan media.
Falery Tuwan saat ditemui usai mengikuti Rakor menyampaikan, bahwa berdasarkan peringatan dini yang disampaikan BMKG Stasiun Meteorologi Cilik Riwut bahwa kemarau tahun 2023 ini lebih kering dari 3 tahun sebelum. Bahwa La Nina sudah berakhir diperkirakan bulan Maret 2023 ini dan antara bulan Mei sampai Juni dan September 2023 akan datang musim kering atau El Nino.
Ia menjelaskan, kesiapsiagaan SDM/personil dan peralatan/sarana prasarana penanganan karhutla harus dalam keadaan siap pakai. Ia memastikan agar anggaran untuk penanganan karhutla tersedia secara memadai, baik anggaran rutin maupun Belanja Tidak Terduga serta sudah membentuk Satgas Pengendali Karhutla sampai tingkat Kelurahan/Desa. Satgas Karhutla bukan hanya dibentuk ketika ada status keadaan darurat tetapi dibentuk sejak awal tahun untuk memastikan pengendalian karhutla dilakukan secara terintegrasi sejak tahap pencegahan, tahap pemadaman dan tahap pasca kebakaran.
Lebih lanjut ia mengatakan akan Segera menetapkan status siaga darurat karhutla untuk mengoptimalkan kesiapsiagaan menghadapi Karhutla tahun 2023. Sebagai kesiapan daerah menghadapi kemarau tersebut semua unsur terkait digerakkan mulai dari Kementerian/Lembaga, Panglima TNI dan Kapolri, Kepala Daerah, Pangdam/Danrem, Kapolda dan stakeholder/perusahaan serta masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan dan saling bahu membahu dalam upaya untuk menanggulangi Karhutla.
“Selain itu ada agenda nasional yaitu pelaksanaan KTT Asean yang rencananya dilaksanakan pada bulan Mei 2023 di Labuan Bajo. Kalteng jangan sampai menjadi penyumbang asap akibat Karhutla yang dapat menyebabkan, salah satunya gangguan aktivitas transportasi. Bila ada peningkatan kemarau, Kabupaten/Kota harus segera antisipasi dan segera menetapkan status siaga. Kesiapsiagaan SDM/personil dan peralatan/sarana prasarana penanganan karhutla mengambarkan kesiapan menghadapi Karhutla tahun 2023 tentunya akan lebih siap didukung sinergisitas dan kolaborasi dengan masyarakat dalam mencegah terjadinya Karhutla lebih kuat,“ tandasnya.