Rakor Pengendalian Inflalsi, Pemprov Kalteng Siap Lakukan Intervensi Lonjakan Harga Hingga Awal Tahun 2023

PALANGKA RAYA, KALTENGTERKINI.CO.ID – Tanpa disadari masyarakat sudah menghadapi kenaikan harga terlebih menjelang Natal dan tahun baru dari pantauan di lapangan harga barang kebutuhan pokok seperti beras dan sembako secara drastis mengalami kenaikan harga dalam tempo singkat dan interval yang pendek sehingga masyarakat sebagian kurang siap menghadapi lonjakan tersebut.
Untuk menekan laju inflasi Pemerintah harus segera lakukan intervensi secara langsung dan berkelanjutan agar harga bisa stabil seperti Keberadaan pasar penyeimbang yang sangat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari serta meringankan beban bagi umat Kristiani yang akan merayakan Natal dan tahun baru.
Wakil Gubernur (Wagub) Kalteng H. Edy Pratowo mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi di Daerah bersama Menteri Dalam Negeri RI Tito Karnavian secara virtual dari Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalteng, Senin (19/12/2022).
Dalam kegiatan tersebut hadir Asisten Administrasi Umum Setda Provinsi Kalteng Sri Suwanto, Staf Ahli Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan Yuas Elko, perwakilan unsur Forkopimda, Kepala BPS Provinsi Kalteng Eko Marsoro, Deputi Kepala Perwakilan Sistem Pembayaran, Pengelolaan Uang Rupiah, dan Manajemen Intern Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kalteng Magfur, serta Kepala Perangkat Daerah Provinsi Kalteng terkait.
Hadir pula secara virtual Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilitas Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa, Dirjen Kementerian terkait, Satgas Pangan, serta Gubernur/Wakil Gubernur/Bupati/Wali Kota se-Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, Tito Karnavian mengatakan berkat kerja sama antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, pengendalian inflasi secara nasional relatif membaik.
“Kita melaksanakan Rakor secara mingguan atas Perintah Bapak Presiden, dimana pola penanganan inflasi ini sama dengan pola penanganan COVID-19, yang dimonitoring secara mingguan,” ucapnya.
Lebih lanjut Tito menyatakan, inflasi atau kenaikan harga barang dan jasa ini sangat dinamis, tergantung dengan mekanisme situasi geopolitik dan keadaan ekonomi termasuk ekonomi global.
“Inflasi kita turun dari 5,9 persen (yoy) di Bulan September menjadi 5,7 persen (yoy) di Bulan Oktober, dan di Bulan November inflasi kita 5,42 persen (yoy). Ini di luar perkiraan Bank Indonesia, dimana inflasi kita turun hingga mencapai 5,42 persen (yoy),” ungkapnya.
Jika melihat situasi-situasi global dan momen menjelang natal dan tahun baru (nataru) dimana permintaan barang ikut meningkat, Tito menyebut perlu digencarkan monitoring dan langkah-langkah untuk mengembalikan angka inflasi secara nasional.
Ketika diwawancarai di sela-sela mengikuti Rakor, Wagub Edy Pratowo menyampaikan bahwa momen nataru sangat berdampak terhadap inflasi dikarenakan kebutuhan juga ikut meningkat.
“Ini menjadi tolok ukur kita bagaimana nantinya melakukan intervensi selama Bulan Desember sampai akhir memasuki tahun 2023 nanti. Kalaupun terjadi kenaikan harga, kita harapkan naiknya tidak terlalu tajam,” pungkasnya.