
PALANGKA RAYA, KALTENGTERKINI.CO.ID – Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Provinsi Kalimantan Tengah (Provinsi Kalteng) melaksanakan Rapat Evaluasi Bulanan Satgas Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), pada Rabu (9/7/2025) secara daring melalui Zoom Meeting.
Pelaksanaan rapat ini memperhatikan perkembangan situasi kebakaran hutan dan lahan di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah sejak awal Juni 2025. Selain itu, rapat juga bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan Posko dan Pos Lapangan Satgas Pengendalian Karhutla yang telah berjalan selama satu bulan, serta sebagai bagian dari persiapan aktivasi Pos Lapangan Tahap II yang direncanakan berlangsung mulai 11 Juli hingga 9 Oktober 2025.
Kepala Pelaksana BPB-PK Provinsi Kalteng Ahmad Toyib , dalam Arahnya menekankan pentingnya kesiapsiagaan dan kolaborasi lintas sektor dalam penanggulangan Karhutla.
“Kita harus tetap siaga dan bersiap segala kemungkinan terkait Karhutla. Kolaborasi sangat penting, terutama peningkatan koordinasi antar sektor di bawah komando Polres dan Polsek yang selama ini telah memberikan kontribusi besar,” ujarnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa aktivasi Pos Lapangan dilakukan secara bertahap. Mulai pada 11 Juni 2025, sebanyak 69 pos lapangan telah diaktifkan. Kemudian, pada 11 Juli 2025, sebanyak 8 pos lapangan tambahan diaktifkan kembali, sehingga total menjadi 77 pos lapangan yang tersebar di wilayah rawan Karhutla.
“Personel Jumlah yang terlibat sebanyak 697 orang yang terdiri dari unsur Babinsa, Bhabinkamtibmas, serta anggota Masyarakat Peduli Api (MPA) dan relawan. Personil tersebut tergabung dalam 17 regu pada Pos Komando dan 77 regu pada Pos Lapangan,” ucapnya.
Terkait rencana tindak lanjut pada bulan Juli dan Agustus, Ahmad Toyib menegaskan bahwa seluruh pihak diminta untuk meningkatkan intensitas patroli, kegiatan sosialisasi kepada masyarakat, serta pelaksanaan pembasahan lahan secara berkala guna mencegah terjadinya Karhutla.
“Jika terjadi Karhutla, maka harus segera dilakukan pemadaman dini. Bila perlu, dilakukan pemadaman gabungan sampai benar-benar tuntas agar tidak ada kebakaran hutan dan lahan yang dibiarkan berlarut lebih dari satu hari,” tegasnya.
Ia juga meminta agar pemerintah kabupaten/kota melaksanakan kaji cepat terhadap perkembangan Karhutla di wilayah masing-masing. Hasil kaji cepat ini akan menjadi dasar penting dalam penetapan status darurat darurat di tingkat daerah.
Dalam rapat tersebut, Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Kalimantan Tengah Anton Budiyono juga menyampaikan laporan terkini terkait kondisi cuaca dan iklim di wilayah Kalteng. Berdasarkan analisis, curah hujan pada periode Juli hingga September 2025 diperkirakan berada pada kategori rendah hingga menengah. Musim kemarau diperkirakan bersifat normal dengan puncak musim kering terjadi pada bulan Juli dan Agustus.
Dengan tren cuaca yang kering dan potensi meningkatnya titik panas, seluruh sektor diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan koordinasi dalam upaya pengendalian Karhutla di Kalimantan Tengah.