
PALANGKA RAYA, KALTENGTERKINI.CO.ID – Provinsi Kalimantan Tengah miliki banyak potensi wisata yang bagus dan mampu menarik minat wisatawan baik lokal, nasional hingga manca negara. Tidak kalah menariknya dengan produk Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) lokal di Kalimantan Tengah.
UMKM Kalteng dengan banyak produk unggulannya, diantaranya anyaman rotan yang manghasilkan berbagai produk jadi seperti tas kombinasi berbahan rotan, furniture, benang bintik, kopi, makanan ringan/cemilan khas Dayak dan masih banyak lagi.
Dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah ini, akan lebih bagus jika Destinasi Wisata ini dikolaborasikan dengan produk-produk UMKM khas Kalteng dalam rangka meningkatkan kepariwisataan di wilayah Provinsi Kalimatan Tengah ini.
Hal ini merujuk pada daerah lain, misalkan wisata Candi Borobudur di Daerah Istimewa Yogyakarta, disana ketika kita berkunjungan dikawasan itu juga dipamerkan dan dijual berbagai produk UMKM khas Yogyakarta.
Jadi setiap wisatawan setelah berkunjung ke Candi Borobudur, pasti melewati produk-produk UMKM khas Yogyakarta tersebut, dan itu menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.

Kepala Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Provinsi Kalteng, Taufik Saleh, Jumat (3/5/2024), mengatakan potensi wisata seperti itu, sangat bisa diimplementasikan di daerah Kalimantan Tengah, karena di Kalimantan Tengah juga memiliki banyak objek wisata serta produk unggulan khas Kalteng yang tidak kalah menarik dan berkualitasnya dengan produk luar.
Alangkah bagusnya, jika di tiap objek wisata, juga dipamerkan produk unggulan UMKM khas Kalimantan Tengah. Sehingga ada dua keuntungan yakni pariwisata meningkat dan ekonomi masyarakat setempat juga meningkat, karena disana ada kegiatan ekonomi melalui penjulan produk UMKM tersebut.
Sentar-sentra UMKM jika dikolaborasikan dengan wisata di Kalteng akan sangat bagus dalam rangkan meningkatkan pariwisata. “Intinya kita perlu belajar dengan daerah lain seperti di daerah Yogyakarta, Batu Malang dan lain sebagianya untuk meningkatkan pariwisata di Kalteng,” ungakap Taufik saat berkunjungan ke sentra-sentra industri kecil bersama sejumlah wartawan dalam acara Forum Komunikasi Media (FKM) 2024 ke Daerah Istimewa Yogyakarta.

Taufik menambahkan, hal ini tentunya perlu kolaborasi dan kerjasama antar instansi terkait termasuk dengan pihak swasta atau komunitas pencinta wisata, Lembaga swadaya masyarakat dan lainya sehingga pariwisata di Kalteng meningkat.
Selain itu, kata dia, pembenahan infrastruktur juga sangat penting guna menunjang akses wisatawan menuju distinasi wisata, karena jika infrastrukturnya bagus, maka perjalanan wisatawan akan mulus tanpa hambatan dan mereka pasti senang berkunjung ke Kalteng lagi.
Disela acara Forum Komunikasi Media (FKM) 2024 di Daerah Istimewa Yogyakarta, wartawan juga diajak berkeliling mengunjung berbagai objek wisata dan sentra industri kecil perajin, seperti perajin produk renginang (berbahan beras) yang rasanya gurih dan renyah.
Ini menjadi daya Tarik tersendiri, pasalnya disamping melihat secara langsung proses pembuatan renginang, pengunjung termasuk wartawan juga disuguhi makanan renginang hasil produksi, plus disediakan air minum dan teh hangat secara gratis. Sehingga para pengunjung merasa betah berlama-lama sambil duduk untuk sekedar rehat sejenak dari perjalanan.
Selain itu, rombongan wartawan juga mengunjungi UMKM Madu Griya Lebah di Kecamatan Borobudur, Magelang. Ada 2 jenis madu yang diproduksi di UMKM tersebut, yakni madu mahoni dan madu lanceng (propolis) yang memiliki banyak khasiat menyembuhan sejumlah penyakit.

Madu mahoni dihasilkan lebah yang banyak menghinggapi pohon mahoni, sehingga madu yang dihasilkannya agak pahit. Meski demikian, madu mahoni ini berkhasiat menyembuhkan sejumlah penyakit seperti darah tinggi, stroke dan jantung.
Sedangkan madu lanceng dihasilkan oleh lebah yang menghinggapi pohon petai cina, hingga hasilnya terasa manis. Jenis madu ini dipercaya menyembuhkan sakit maag, sariawan dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Kunjungan selanjutnya, ke pusat produksi keripik jamur di Kecamatan Borobudur. Disana rombongan mengunjungi tempat pembiakan jamur tiram, jamur kuping dan jamur merang.
Termasuk melihat cara pengolahan keripik, mulai proses pengeringannya, penggorengannya, hingga pengemasannya. Rombongan wartawan juga dipersilahkan mencicipi keripik yang selesai diproduksi secara gratis.
Terakhir, mengunjungi pengrajin Gerabah Sani Pottery di Dusun Klipoh, Karanganyar, Borobudur, Magelang. Berbagai macam gerabah tersedia di tempat tersebut, baik pekakas dapur, celengan anak, gerabah unik untuk menghiasi ruang tamu, bangku meja taman bahkan menerima kursus kilat bagi pengunjung yang ingin belajar membuat kendi.
Markoni, Pelaku UMKM gerabah Sani Pottery menjelaskan sejarah berdirinya tempat usaha. Ia mengklaim proses pembuatan gerabah miliknya masih tetap sama dengan yang dilakukan leluhurnya, merupakan pengrajin yang turut membangun Candi Borobudur selama 75 tahun lamanya.
“Kebetulan saya masih keturunan Sanjaya yang ikut dalam pembuatan Candi Borobudur selama 75 tahun lamanya. Jadi dalam tata cara pembuatan gerabahnya masih sama, tidak ada yang kami ubah,” terangnya.