
PALANGKA RAYA, KALTENGTERKINI.CO.ID – OJK Provinsi Kalimantan Tengah berkomitmen melakukan pelayanan dari sisi edukasi dan perlindungan konsumen bagi masyarakat Kalimantan Tengah. Berbagai program yang dilakukan sebagai jalur edukasi mulai dari literasi dan inklusi keuangan di daerah, hingga membuka jalur pelayanan melalui kantor OJK maupun layanan digital.
Sepanjang tahun 2023 OJK Kalteng bersinergi bersama stakeholder lainnya melakukan kegiatan TPAKD, satgas waspada investasi, kegiatan kehumasan, kemitraan dan publikasi termasuk dengan media, dengan total peserta sampai dengan November 2023 telah mencapai 23.038 orang peserta dalam edukasi dan perlindungan konsumen.
Kepala OJK Kalteng Otto Fitriandy menyampaikan partisipasi masyarakat dalam mengakses layanan OJK terpantau aktif. Melalui media Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK) sampai dengan November 2023 tercatat 1.590 konsumen yang mengakses APPK dengan jenis layanan 167 layanan 104 pengaduan dan 1.319 berupa pertanyaan.
“Sementara untuk konsumen yang walk in, (datang langsung ke kantor OJK) tercatat sebanyak 72 dengan jenis 57 pengaduan dan 15 layanan informasi.” Jelasnya di Aula OJK. Jumat, (29/12/2023).
Selain itu berbagai kegiatan OJK Kalteng seperti yang terakhir di Bulan November adalah launching program TPAKD di Kabupaten Gunung Mas yaitu Cluster pembiayaan jagung dan padi dengan skema subsidi bunga dari pemda dan pembiayaan dari Bank Kalteng, bekerja sama dengan penjaminan Jamkrida dan BPJS untuk jaminan Ketenagakerjaan.
Ketika bekerja sama dengan pemda, Setelah launching dilakukan sosialisasi oleh wakil bupati Gunung Mas kepada seluruh TPAKD se-Kalteng. Harapannya agar program ini dapat juga diadopsi dengan sektor yang berbeda di wilayah lain.
Dari hasil kegiatan tersebut menunjukkan kemajuan, dilihat dari ketertarikan peserta dalam mengikuti program yang diberikan dengan potensi daerahnya masing-masing.
“Misalnya di wilayah lain yang komoditi nya bukan jagung, misalnya singkong. Nah itu bisa menjadi contoh model. Hasil sosialisasi kemarin ada beberapa kabupaten yang tertarik yaitu seruyan dan daerah Barito untuk mengadopsi generik model dari pembiayaan cluster jagung dan padi seperti di Gunung Mas.” Ungkap Otto Fitriandy.