Minyak Goreng di Pedesaan Masih Tinggi

SAMPIT, KALTENGTERKINI.CO.ID – Meski sudah diberlakukannya Harga Enceran Tertinggi (HET) minyak goreng, namun sejauh ini di tingkat kecamatan dan desa desa di Kotawaringin Timur HET minyak goreng tidak berlaku sama sekali, contohnya di desa Sungai Ubar Mandiri, Sudan dan lainya minyak goreng yang HET-nya Rp14000 per liter masih dijual diatas HET yaitu Rp25. 000 (dua lima ribu) per liternya.
Minyak goreng curah juga dijual dengan harga yang sama padahal, pemerintah sudah menetapkan HET yang terbaru yaitu 11.500/liternya.
“Di sini (Desa Sungai Ubar) harga minyak goreng masih mahal, HET tidak berlaku sama sekali. Oleh sebab itu, kami minta kepada pemerintah daerah jangan hanya di perkotaan saja membuka pasar murah khusus minyak goreng, di desa ini juga harus di adakan, kita disini juga ekonomi tengah sulit. ” ujar Bernanto warga Sungai Ubar.

Menanggapi hal itu Anggota DPRD Kotim, Faisal Darmansing meminta kepada pemerintah daerah baik itu kepala desa, kecamatan tidak terkecuali hanya dicempaga hulu saja, melainkan se Kotim, supaya segera pemerintah daerah untuk berkoordinasi dan pemerintah daerah diminta untuk mengambil Langkah-langkah, misalnya dengan melakukan operasi pasar di tingkat desa.
Mengingat karena tidak menutup kemungkinan kondisi ini juga terjadi di kecamatan dan desa desa di pelosok Kotim.
“Saya tidak ingin program pemerintah ini hanya dinikmati oleh segelintir atau sekelompok orang, sementara yang semestinya menikmati tidak sampai sama sekali. Artinya sia- sia saja program ini, bila Pemkab tidak mengawalnya dengan baik. “tegas Faisal.
Lebih lanjut politisi PDI Perjuangan ini, mengatakan sejauh ini dari pantau kita memang ditingkat pasar traditional di sampit minyak goreng murah ini masih sulit di dapatkan dan belum sama sekali ada langkah nyata dari pemkab dalam mengawal program ini.
“Kami harap ini harus menjadi perhatian kepala daerah, karena selain membangun tujuan pemerintah juga adalah mensejatrakan masyarakat. ” demikian Faisal.