Senam Pagi Bersama Bangun Kekompakan, Kebersamaan, Loyalitas dan Peningkatan Kinerja
Antisipasi Kenaikan Harga Saat Nataru, Dishanpang Monitoring Komoditas Beras dan Gula

PALANGKA RAYA, KALTENGTERKINI.CO.ID – Mengantisipasi kenaikan hahrga kebutuhan pangan menjelang hari raya Natal dan Tahun Baru 2024, Pemerintah Provinsi Kalteng melalui Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpang) Provinsi Kalteng akan melakukan monitoring komoditas baras dan gula.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Riza Rahmadi mengakatakan pemerintah provinsi akan mengantisipasi inflasi menjelang Natal dan Tahun Baru 2024.
Dalam pengendalian inflasi hal yang pertama kita sikapi adalah menghadapi Natal dan Tahun Baru 2024 dalam dua bulan ke depan.
“Kita minta ke semua tim TPID yang ada di Kabupaten/kota supaya kita fokus di bahan makanan dan minuman, serta tembakau yang memang trend, mungkin karena kebutuhan yang bertambah saat Nataru, maka otomatis harga akan naik,” ujarnya saat menghadiri Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah di Best Western Hotel, Rabu (1/11/2023).
Lebih lanjut Riza menambahkan, bersama-sama tim TPID, pihaknya melakukan upaya stabilisasi bagaimana melihat fluktuasi harga khususnya bahan pokok penting seperti beras, gula.
“Sekarang gula sudah mulai naik, mungkin karena pemerintah menaikkan harga acuan yang mana nanti strategi untuk kita menyikapi di lapangan. Harga gula HET sudah di angka Rp14.200, belum lagi angkutan masuk ke Kalteng kisaran hingga Rp15.000 an,” terangnya.
Tetapi dengan kemungkinan tersebut, kata dia, pemerintah provinsi akan lakukan subsidi gula. Riza berharap untuk beberapa ribu rupiah disubsidikan dalam gerakan pangan murah serta untuk beberapa komoditas lainnya saat jelang Nataru.
Sementara itu, Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan, Badan Pangan Nasional RI, Malino Dwi, S.T.P.,MP mengatakan tantangan menjelang Nataru perlu koordinasi dan monitoring rutin dari stakeholder pengendalian inflasi.
Upaya-upaya pemerintah pastinya dalam meningkatkan ketersediaan pangannya, yang kedua melancarkan distribusi bahan pangan terutama dari daerah surplus menuju daerah yang defisit, atau ke daerah yang memang mayoritas merayakan Nataru.
“Menjaga stabilitas harga, pemerintah berupaya sedemikian kuat baik dari pusat, provinsi hingga kab/kota melaksanakan operasi pasar, gerakan pangan murah.”
Tambahnya, secara nasional ada beberapa komoditas yang menjadi perhatian yaitu beras, meskipun beras stoknya masih cukup tapi harganya masih relatif tinggi.
Kedua adalah gula, karena musim giling nasional sudah selesai, artinya musim produksi sudah selesai sehingga harus tetap mengharapkan dari sisi pendistribusiannya.
“Sentra gula hanya di Jawa, sebagian ada di Sumatera, Sulawesi sehingga ini membutuhkan usaha yang lebih untuk pendistribusian.”
Berikutnya daging cabai rawit merah, yang dalam satu bulan terakhir harganya terus meningkat bahkan ada beberapa wilayah yang harganya jauh sekali dari acuan pemerintah.
“Acuan pemerintah kisaran 40.000-55.000 per Kilo tapi hari ini di Jakarta sudah ada yang 75.000-80.000. Nah ini juga bagi pemerintah, ketahanan pangan, kementerian pertanian terus bersinergi dengan petani cabai juga koordinasi dengan pedagang di pasar induk, petani gapoktan.” Sambungnya.
Menurut Malino, Kalimantan Tengah dilihat inflasinya masih cukup terkendali, tetapi dicermati tantangannya sama dengan nasional yaitu beras, terutama harga beras masih tinggi.
“Selain itu, komoditas yang bergantung dari distribusi luar daerah seperti Jawa dan sebagainya. Diharapkan TPID Provinsi kab/kota memonitor secara rutin perkembangan harganya, sehingga bisa dideteksi tren komoditas apa yang akan naik menjelang Natal dan Tahun Baru untuk diantisipasi,” tutupnya.