Buka Puasa Bersama. Wagub Harapkan Dukungan Dari Penuh Masyarakat dan Pemuda Pancasila Bangun Daerah
Tingkat Ketimpangan Pengeluaran Penduduk Kalteng Turun 0,001

PALANGKA RAYA, kaltengterkini.co.id – Pada September 2019, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Kalimantan Tengah yang diukur oleh Gini Ratio adalah sebesar 0,335.
Angka ini turun sebesar 0,001 poin jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2019 yang sebesar 0,336. Sementara jika dibandingkan dengan Gini Ratio September 2018 (0,344), tercatat penurunan yang lebih besar, sebesar 0,009 poin.
Gini Ratio di daerah perkotaan pada September 2019 tercatat sebesar 0,367, turun sebesar 0,006 poin dibandingkan Gini Ratio Maret 2019 yang sebesar 0,372. Dibandingkan dengan Gini Ratio setahun sebelumnya, tercatat penurunan yang lebih rendah (0,002 poin) yaitu pada posisi 0,369 pada September 2018.
Sementara itu, Gini Ratio di daerah perdesaan pada September 2019 tercatat sebesar 0,293, atau turun sebesar 0,004 poin dibanding angka Maret 2019 dan penurunan lebih besar terjadi sebesar 0,025 poin terhadap Gini Ratio September 2018 yang tercatat sebesar 0,318, ungkp Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalteng, Yomim Tofri didampingi sejumlah Kepala Bidang saat menggelar Press Release Berita Resmi Statistik, Senin (03/02/2020) .
Lebih lanjut dijelaskannya, distribusi pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah pada September 2019 tercatat 19,47 persen, atau berada pada tingkat ketimpangan rendah.
Ditinjau menurut wilayah, distribusi pengeluaran penduduk 40 persen terbawah di daerah perkotaan sebesar 16,86 persen, atau berada dalam kategori ketimpangan sedang.
Sedangkan pada daerah perdesaan, persentase distribusinya lebih tinggi yaitu
22,28 persen, dan tergolong ketimpangan rendah.
Menurut Yomin, beberapa faktor mempengaruhi tingkat ketimpangan pengeluaran selama periode Maret 2019-September 2019, di antaranya adalah : Berdasarkan data Survei Ekonomi Nasional (SUSENAS), di Kalimantan Tengah tercatat bahwa rata-rata pengeluaran per kapita per bulan penduduk turun sebesar 5,53 persen.
Persentase penurunan terbesar berada di kelompok 40 persen terbawah (sebesar 7,13 persen). Sedangkan di kelompok 20 persen teratas dan kelompok 40 persen menengah masing-masing tercatat penurunan sebesar 5,67 persen dan 4,62 persen.
Sementara kata dia, kedua di perkotaan, rata-rata pengeluaran perkapita per bulan penduduk kelompok 40 persen terbawah dan kelompok 20 persen teratas mengalami pertumbuhan negatif yang hampir sama yaitu masing-masing sebesar 9,17 persen dan 8,14 persen, artinya rata-rata pengeluaran penduduk kedua kelompok ini terjadi penurunan rata-rata pengeluaran perkapita per bulannya dari periode Maret 2019 ke September 2019.
Penurunan kedua kelompok tersebut diimbangi dengan pertumbuhan positif pada kelompok 40 persen menengah sebesar 0,49 sehingga pertumbuhan rata-rata pengeluaran perkapita wilayah perkotaan hanya mencapai
-5,05 persen
Ketiga, di perdesaan, terjadi pola yang berbeda. semua kelompok penduduk mengalami penurunan rata-rata pengeluaran perkapita per bulan dengan penurunan yang tidak jauh berbeda.
Wilayah perdesaan mengalami pertumbuhan negatif sebesar 5,95 persen pada periode Maret 2019 – September 2019, terangnya. (dn)