Gebyar UMKM 2024, Pelaku Usaha Wilayah Barat Diharapkan Naik Kelas dan Berkembang Optimal
UMKM, Wisata, Budaya dan Ekonomi Syariah Potensi Pertumbuhan Ekonomi
PALANGKA RAYA, kaltengterkini.co.id – Ekonomi global yang tidak ramah juga berpotensi berpengaruh terhadap perekonomian Kalimantan Tengah. Dinamika perang dagang lebih lanjut dapat melemahkan harga sejumlah komoditas, tidak terkecuali komoditas utama Kalimantan Tengah, yakni Batu Bara dan CPO.
Hal ini berpotensi menjadi penghambat perekonomian Kalimantan Tengah, yang secara umum masih mengandalkan kinerja kedua sumber daya alam tersebut.
Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah tetap kuat, dibutuhkan alternatif sumber pertumbuhan ekonomi baru.
Hal ini diungkapkan, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalteng, Rihando pada acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Provinsi Kalteng dengan tema “Sinergi Tranformasi dan Inovasi Menuju Indonesia Maju” di ballroom Swissbell Hotel Danum, Selasa (10/12/2019).
Dikatakannya, Kalimantan Tengah memiliki berbagai potensi yang dapat dioptimalkan. Misalkan saja, UMKM lokal, wisata alam dan budaya, serta ekonomi syariah menjadi potensi yang dimiliki Kalimantan Tengah.
Keberadaan sejumlah kelompok usaha kecil menengah di tengah masyarakat, ecotourism, dan keberadaan ekonomi pesantren dan wisata halal menjadi potensi yang harus kita optimalkan bersama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Menghadapi tantangan tersebut, tambah Rihando, dibutuhkan sinergi, transformasi, dan inovasi dari setiap elemen masyarakat di Kalimantan Tengah. Upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tidak dapat diwujudkan tanpa sumbangsih masyarakat Kalimantan Tengah.
Pemerintah harus dapat merangkul setiap elemen yang ada di tengah masyarakat, Pelaku Usaha, Asosiasi, Instansi Vertikal, Akademisi hingga Masyarakat secara umum harus bersinergi untuk membangun Kalimantan Tengah.
Dibutuhkan sinergi untuk kemajuan, serta transformasi dan inovasi untuk pembaruan. Demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menuju Kalteng Berkah, terangnya.
Ia menuturkan, Bank Indonesia terus mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan syariah sebagai sumber pertumbuhan baru ekonomi Indonesia.
Implementasi ekosistem mata rantai nilai halal (halal value chains) melalui pengembangan ekonomi pesantren, UMKM syariah sampai dengan industri serta kampanye industri halal akan terus diperkuat.
Pendalaman pasar keuangan syariah akan terus diakselerasi. Optimalisasi keuangan sosial syariah pada sektor zakat dan wakaf juga akan terus didorong untuk meningkatkan pembiayaan syariah yang inklusif, bebernya.
Rihando menambahkan, program pengembangan klaster UMKM terus Bank Indonesia perluas untuk pengendalian inflasi dan mendorong Go-Export serta Go-Digital.
Klaster UMKM komoditas pangan strategis di berbagai daerah berperan penting dalam pengendalian inflasi. Kebijakan internasional terus diperkuat untuk meningkatkan resiliensi perekonomian dan mendukung momentum pertumbuhan.
Bank Indonesia juga akan memperluas penggunaan mata uang lokal untuk perdagangan dan investasi yang telah berjalan saat ini ke negara mitra
dagang utama Indonesia.
Menurutnya, penguatan Investor Relation Unit (IRU) baik di pusat, daerah, dan luar negeri dalam mendukung promosi investasi, pariwisata, dan perdagangan akan terus ditempuh. (dn)