Rakortek Perhubungan Se Kalteng, Rumuskan Strategi Tingkatkan PAD Sektor Perhubungan
Kalteng Deflasi 0,29 Persen
RILIS: Kepala BPS Kalteng, Yomin Tofri (kanan) didampingi Kabid Statistik Distribusi, Bambang Supriono saat menyampaikan rilis Berita Resmi Statistik (BRS) bulan Agustus, Senin (2/9/2019).
PALANGKA RAYA, kaltengterkini.co.id – Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng merilis Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Agustus 2019.
Kepala BPS Kalteng, Yomin Tofri mengungkapkan, Kalteng yang diwakili oleh Kota Sampit dan Palangka Raya sebagai kota acuan, pada Agustus 2019 mengalami deflasi sebesar 0,29 persen.
“Deflasi ini dipicu akibat turunnya harga sejumlah komoditas pada bulan Agustus. Terutama angkutan udara yang andilnya cukup besar dalam mendorong deflasi pada bulan ini,” ucap Yomin Tofri di ruang vidcon Gedung BPS Kalteng, Senin (2/9/2019).
Sedangkan laju inflasi tahun kalender sebesar 0,97 persen dan tingkat inflasi dari tahun ke tahun mencapai 2,31 persen.
Yomin merincikan, deflasi yang terjadi di Kalteng sebesar 0,29 persen itu, disumbangkan oleh Palangka Raya sebesar 0,37 persen dan Sampit 0,15 persen.
Di Kota Palangka Raya, sumbangan deflasi diakibatkan turunnya harga sejumlah komoditas terutama angkutan udara yang mencapai -0,35 poin.
“Beberapa komoditas lain juga ikut mendorong deflasi seperti, bawang merah yang harganya turun dibanding bulan lalu. Kemudian ada ikan gabus, ikan baung, tomat sayur dan sejumlah sayuran serta jenis ikan lainnya,” jelas Yomin didampingi Kabid Statistik Distribusi, Bambang Supriono.
Di sisi lain sejumlah komoditas justru mengalami kenaikan harga seperti, emas perhiasan, obat dengan resep, cabai rawit, ikan nila, kacang panjang dan bahan bakar rumah tangga.
“Namun karena besaran kenaikan harga masih lebih kecil dibanding besaran penurunan harga komoditas, sehingga bulan Agustus masih terjadi deflasi,” imbuh Yomin.
Tidak terlalu berbeda dengan Palangka Raya, di Kota Sampit, sejumlah komoditas seperti angkutan udara, bawang merah, dan tomat sayur serta ikan baung juga mengalami penurunan harga sehingga mendorong terjadi deflasi.
Sementara sejumlah komoditas lain di Kota Sampit yang termasuk dalam biaya pendidikan justru mengalami kenaikan. Seperti, sekolah dasar, taman kanak-kanak dan sekolah menengah pertama.
“Komoditas lainnya yang mengalami kenaikan harga yakni biaya jaringan saluran televisi. Sedangkan dari bahan makanan ada komoditas kerang, daging ayam ras, semangka, cabai rawit, snack makanan ringan, dan martabak,” ucapnya. (PN)