
PALANGKA RAYA, KALTENGTERKINI.CO.ID – Dalam rangka pengendalian Inflasi sekaligus menjaga kestabilan harga, khususnya harga pangan, Pemerintah pusat dan pemerintah provinsi secara konsisten melakukan, koordinasi , komunikasi monitoring dan evaluasi serta melakukan upaya intervensi harga di lapangan. Dari hasil pengamatan Pemerintah Provinsi, harga inflasi di Kalteng masih relatif aman, dibulan Juli kemarin, masih menunjukkan di angka 1,28 Persen dibawah angka inflasi Nasional yakni 2,13 Persen, meski demikian Pemerintah Provinsi Kalteng menyebut untuk komoditas seperti beras, khususnya beras premium terpantau mengalami kenaikan.
Hal itu disampaikan oleh pemerintah provinsi melalui Plh Kepala Biro Ekonomi Setda Provinsi Kalteng Fanny Kartika Octavianti saat menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Tahun 2024 secara virtual di Ruang Rapat Bajakah Kantor Gubernur Kalteng, Senin (19/08/2024). Rakor dipimpin oleh Plt Sekjen Kemendagri Tomsi Tohir.
Nampak hadir mendampingi Fanny, unsur Forkopimda, Kepala Instansi Vertikal dan Kepala Perangkat Daerah Lingkup Provinsi Kalteng.
Hadir secara virtual, Deputi III Bidang Perekonomian, Kantor Staf Presiden Edy Priyono, Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamananan Pangan, Badan Pangan Nasional Andriko Noto Susanto, Kadiv Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik, Perum BULOG Rini Andrida, Dirjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga, Kementerian Perdagangan Moga Simatupang, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat.
Nampak hadir, Dirjen Holtikuktura, Kementerian Pertanian Andi Muhammad Idil Fitri, Direktur Pertimbanan Hukum, Jamdatun Silah H. Pulungan, mewakili Satgas Pangan Polri Joko Prihadi, Perwira Pembantu Utama Ekonomi Keuangan, Staf Ahli Panglima TNI Bidang Ekonomi, Keuangan dan Perdagangan Jayusman, serta Gubernur/Bupati/Wali Kota se-Indonesia.
Dalam arahannya Tomsi Tohir mengatakan ada beberapa komoditas yang dari waktu ke waktu mengalami inflasi walau harganya normal, seperti cabai.
“Komoditas beras juga ada 118 kabupaten/kota yang naik dan harganya masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), sedangkan minyak goreng ada 100 kabupaten/kota yang harganya di atas HET,” ujarnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik Pudji Ismartini menyampaikan dalam paparannya, inflasi komoditas bawang merah menunjukkan penurunan sejak Mei 2024. Sedangkan inflasi komoditas daging ayam ras menunjukkan penurunan sejak April 2024 dan inflasi cabai juga menunjukkan penurunan sejak Juni 2024.
“Secara nasional, jumlah Kabupaten/Kota yang mengalami penurunan Indeks Perkembangan Harga (IPH) sampai dengan minggu ketiga Agustus 2024 lebih banyak dibandingkan Kabupaten/Kota yang mengalami kenaikan IPH, begitu juga jumlah Kabupaten/Kota yang mengalami kenaikan IPH turun dari minggu sebelumnya,” imbuhnya.
Lebih lanjut dijelaskan, harga cabai rawit sampai dengan minggu ketiga Agustus 2024 naik sebesar 16,20% dibanding Juli 2024.
“Selanjutnya, harga beras sampai dengan minggu ketiga Agustus 2024 masih mengalami kenaikan sebesar 0,17% dibanding Juli 2024,” tukasnya.
Ketika dibincangi usai hadiri Rakor, Fanny mengatakan inflasi kalteng sampai saat ini masih aman, begitu pula dengan stok pangan.
“Bulan Juli kemarin inflasi kita 1,28 persen (y-o-y), itu di bawah angka nasional 2,13 persen (y-o-y). Untuk harga pangan masih aman namun beras premium di Kota Palangka Raya sedikit naik,” tutupnya.