
PALANGKA RAYA, KALTENGTERKINI.CO.ID – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Suyuti menyebutkan pernikahan usia dini bukanlah anjuran bagi calon pengantin yang masih dalam masa pertumbuhan, berkaitan dengan sisi kesehatan akan membawa resiko tinggi stunting dan kematian Ibu.
“Dari sisi kesehatan pernikahan anak itu tidak pernah kami rekomendasikan, karena anak itu dalam proses pertumbuhan. Dia punya sistem reproduksi, bagi perempuan panggulnya itu kan belum sempurna, sehingga resiko kematian Ibu, resiko kematian anak bayi, resiko stunting menjadi sangat tinggi dengan pernikahan dini.” Jelasnya di Kantor Gubernur, Selasa (16/1/2024).
Suyuti menambahkan perlunya memperhatikan usia matang menikah dan usia kehamilan ideal, karena berdasarkan kematangan usia yang tepat akan menekan resiko buruk terjadi.
“Pernikahan pada perempuan itu kan sebetulnya paling bagus 20 tahun, yang hamil di antara 20-35 tahun. Karena itulah usia paling matang bagi seseorang. Kita menganggap secara ilmiah kan sistem reproduksi sudah sempurna sehingga bisa melahirkan anak dengan sehat, ibunya juga lebih bagus sehingga angka kematian dini bisa kita turunkan.” Tambahnya.
Kepala Dinas Kesehatan tersebut mengungkapkan angka kematian Ibu di Kalteng di bawah nasional, meskipun memang di tahun 2021-2022 cukup tinggi karena banyak yg meninggal karena pandemi covid.
“Kalau nasional itu 300 per 100.000 kelahiran, kita sudah di 200 per 100.000 kelahiran. Kita harapkan di bawah seratus, dan itu komitmen kia bersama.”
Berkaitan dengan resiko stunting, Suyuti berharap angka prevalensi di Kalteng akan menurun, dikarenakan berbagai program telah dilaksanakan di kabupaten/kota serta pendataan oleh kader di tiap daerah.
Walaupun pada data tahun 2022 terdapat tiga kabupaten tertinggi stunting: Barito Selatan, Murung Raya dan Seruyan. Hasil tersebut dianggap tingkat akurasi pendataan yang semakin meningkat, sehingga semakin akurat pendataan maka semakin fokus untuk menekan stunting.
“Kita harus juga berpikir positif ya bisa jadi dahulu karena pendataan belum bagus, karena semakin bagus pendataan kan semakin baik. Tapi mudah-mudahan tahun 2023 ini nanti kita masih menunggu hasil. Karena kita sudah melakukan survei, mudah-mudahan hasilnya semakin bagus.” Ujarnya.
Suyuti meyakini saat angkanya sangat tinggi mereka (kader) melakukan langkah-langkah yang cukup bagus, misalnya pada tingkat provinsi adanya pembinaan dharma wanita ke anak-anak stunting dengan menjadi ibu asuh. Kemudian di kabupaten dilaksanakan berbagai gerakan dalam rangka untuk mengurangi stunting.
“Saya berkeyakinan kemungkinan besar akan turun selaras dengan data E-PPGBM (Sistem Elektonik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) yang berasal dari timbangan di posyandu.” Tutupnya.