
PALANGKA RAYA, KALTENGTERKINI.CO.ID – Dalam upaya memaksimalkan dan meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman Karhutla yang menurut perkiraan BMKG Kalteng akan memasuki puncak musim kemarau pada Agustus dan September, maka atas permintaan pemerintah provinsi beberapa waktu yang lalu untuk menambah kekuatan udara dalam melakukan pengeboman air di titik yang tidak terjangkau peralatan darat, pemerintah pusat memberikan bantuan udara tambahan yaitu 1 unit helikopter jenis Blackhawk buatan Amerika.
Untuk diketahui Helikopter jenis Blackhawk ini memang biasanya di peruntukan untuk pasukan perang Amerika, namun kali ini akan digunakan pengeboman air lewat udara.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah saat pelaksanaan Upacara Bendera HUT RI ke-78 mengingatkan kepada masyarakat untuk terus menjaga negeri yang telah dimerdekakan oleh pahlawan bangsa. Salah satunya dengan merawat dan menjaga sumber daya alamnya.
Wakil Gubernur Edy Pratowo mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi bencana alam di Kalteng yang saat ini menjadi sorotan yaitu Karhutla. Potensi karhutla yang dimaksud disebabkan adanya musim kemarau panjang akibat fenomena El Nino.
“BMKG memperkirakan musim kemarau tahun ini lebih panjang dan kering akibat Fenomena El Nino, dan puncaknya akan terjadi pada bulan Agustus dan September. Untuk itu, kewaspadaan terhadap ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) harus benar-benar kita tingkatkan. Dalam periode 2 bulan terakhir, jumlah hotspot dan kejadian karhutla yang terjadi cenderung meningkat.” Imbau Wagub dalam amanat upacara, Kamis ( 17/08/2023).
Berdasarkan data Posko Karhutla Provinsi Kalimantan Tengah, pada bulan Juli 2023 terdeteksi 722 hotspot, 333 kejadian karhutla, dan 1.311 hektare luas lahan terbakar. Sementara itu, untuk bulan Agustus hingga saat ini, sudah tercatat ada 1.838 hotspot, 372 kejadian karhutla, dan 803,59 hektare lahan terbakar.
Disampaikan oleh Plt. Kepala BPBPK Provinsi Kalteng Ahmad Toyib, saat ini pihaknya sudah mengaktifkan 35 pos lapangan yang tersebar di 8 Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah. Tim gabungan di lapangan bersinergi bersama seluruh unsur yang terlibat dalam penanganan karhutla seperti Dinas Kehutanan teman-teman dari TNI, Polri, dan lainnya.
“Jadi tugas mereka adalah melakukan sosialisasi, melakukan himbauan juga sekaligus melakukan penanganan kejadian apabila ditemukan titik api di lapangan.” Kata Toyib.
Perihal anggaran Toyib menjelaskan penggunaan DBHDR yang dikelola oleh Dinas Kehutanan. Dinas Kehutanan mengaktifkan kurang lebih sekitar 90 pos yang dikelola oleh Dinas Kehutanan.
“Untuk BPBPK provinsi sendiri mengelola 35 Pos tadi, kemudian anggaran tersebut untuk biaya operasional untuk konsumsi dan juga bantuan BBM teman-teman personil di lapangan dan untuk dana sendiri memang total Kalau tidak salah kemarin itu ada 68 miliar untuk se-kalteng kemudian BTT kita kan sudah dianggarkan oleh pemerintah provinsi sebanyak 107 miliar.” Ungkapnya.
Menurut Toyib, dana BTT digunakan dengan keperluan yang sangat vital, seperti bencana alam. Seperti tahun lalu karena ada Covid maka penggunaannya untuk Covid yang diutamakan. Kemudian bencana banjir dan juga mungkin tahun ini karhutla akan gunakan pula dana BTT tersebut.
Perihal upaya TMC (Teknik Modifikasi Cuaca), kepala Plt. BPBPK menjelaskan bahwa Saat ini TMC sudah dilaksanakan sekitaran 1 minggu hingga 10 hari. Hingga saat ini yang melaksanakan TMC adalah dari pihak BRGM badan restorasi gambut.
“Hanya saja kendala saat ini dari teman-teman di lapangan bahwa pelaksanaan sedikit terhambat karena awan potensial yang akan menjadi hujan itu sudah berkurang. Karena tujuan utamanya kan adalah daerah yang mengandung gambut terbanyak di Pulang Pisau dan Kapuas, tetapi untuk saat ini awan yang menjadi sumber hujan di atas Pulang Pisau dan Kapuas agak kurang sehingga di daerah tersebut belum bisa dilakukan penaburan garam. Sasaran utamanya dua daerah itu tapi daerah Barito juga saat ini sudah mulai dijalankan. ” Tuturnya.
Perihal kondisi daerah Kota Sampit yang terjadi titik api, BPBPK mengalami kendala karena banyaknya titik api yang muncul dalam satu hari.
“Jadi memang Sampit ini kemarin itu ada terjadi sekitar 6 titik api satu hari sehingga teman-teman Satgas darat di lapangan itu agak kewalahan juga karena di Palangka Raya yang kebetulan banyak kejadian sehingga dengan keterbatasan jumlah helikopter itu kita hanya sempat melakukan 8 kali water bombing di Sampit sehingga sampai malam mereka masih melakukan penanganan.”
“Hari ini kita maksimalkan dua helikopter kita reposisi ke Sampit untuk memaksimalkan pemadaman yang ada di sana sehingga kita mengantisipasi jangan sampai terjadi lagi kabut asap di Sampit.”
Adanya bantuan helikopter tambahan di Kalteng menjadi salah satu dukungan dari pemerintah pusat, adanya helikopter baru jenis water bombing akan dapat mencakup daerah Barat Kalteng.
“Water bombing yang datang kemarin itu jenis Blackhawk yang kapasitasnya cukup besar sama dengan Mi Rusia yang sebelumnya sudah datang dengan kapasitas sekali water bombing itu lebih kurang sekitar 4000 liter dan memang penempatannya adalah kita rencananya standby di Sampit untuk mengcover wilayah Sampit, Seruyan, Kobar, Lamandau dan Sukamara.” Jelasnya.
“Kita berharap mudah-mudahan ada bantuan datang lagi Heli dari BNPB karena kita kemarin usulan kedua penambahan helikopter itu kita meminta sebanyak 4 helikopter, 1 helikopter patroli ditambah 3 water bombing. Saat ini standby satu helikopter patroli dan 3 water bombing dengan total 4. Standby di Palangka Raya 3 Heli, Sampit 1 Heli.” Tambah Toyib
Untuk 3 helikopter yang sebelumnya itu memang standby di sini (Palangka Raya) dilakukan untuk patroli se-Kalteng kemudian duanya itu stand by untuk mengcover daerah Palangka Raya, Pulang Pisau, Kapuas dan sekitarnya.
“Daerah tersebut diprioritaskan karena daerah gambut yang rawan terjadi kebakaran hutan dan menghasilkan asap yang cukup tebal. Kemudian kita mengantisipasi karena arah angin itu biasanya dari arah Kapuas masuk ke Palangka Raya sehingga Kapuas dan pulang pisau itu menjadi salah satu prioritas kita penanganan menjaga jangan sampai Palangka Raya terkepung kabut asap.” Tutupnya.