
PALANGKA RAYA, KALTENGTERKINI.CO.ID – Dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia yang handal dan kompetitif serta perubahan jaman yang terus maju sekolah dituntut harus menghasilkan siswa yang memiliki kompetensi, keahlian dan kemampuan. Jadi bukan ditentukan hanya dari faktor besarnya kelulusan tetapi lebih kepada kemampuan bakat dan minat siswa yang dimiliki sejak duduk di bangku sekolah, baik itu kemampuan, bakat,minat, hobi dan keahlian di bidang apa saja.
Hal tersebut harus sudah menjadi perhatian pihak penyelenggara pendidikan dalam hal ini pihak sekolah.
Dimana pihak sekolah dituntut untuk bisa memilih dan memilah siswa yang memiliki talenta terpendam, keahlian khusus, bakat, hobi dan kemampuan melalui analisis diagnostik siswa karena hal inilah yang menjadi dasar kebutuhan pada dunia kerja, jadi tidak semata – mata hanya prestasi nilai akademik saja, sebab meski nilai akademik bagus namun tidak memiliki banyak keahlian dan keterampilan akan sulit bersaing.
Metode diagnostik sendiri diluar negeri sudah lama diterapkan dan digunakan di beberapa nega maju, siswa sudah mulai di pilah berdasarkan hobi, kemampuan,bakat dan talenta untuk selanjutnya terus diperdalam di jenjang pendidikan berikutnya sampai berhasil di dunia kerja.
Sehubungan dengan hal tersebut Plt. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah Herson B. Aden menghadiri kegiatan In House Training (IHT) dalam rangka Implementasi Kurikulum Merdeka yang dilaksanakan oleh SMA Negeri 4 Palangka Raya, Sabtu (29/7/2023) bertempat di Hotel Luwansa, Palangka Raya. pada kesempatan ini Herson B. Aden diundang sebagai Keynote Speaker.
Dalam paparannya, Herson mengatakan bahwa ada 4 tahapan asesmen yang dilaksanakan dalam menunjang Kurikulum Merdeka, yaitu Asesmen Diagnostik Siswa, Asesmen Minat Bakat, Asesmen Kompetensi Minimal dan Asesmen Simulasi UTBK SNBT.
“Yang sangat penting dilakukan adalah Asesmen Diagnostik Siswa yang dilaksanakan pada saat peserta didik baru di kelas X (sepuluh),” tegasnya.
Lebih lanjut Herson mengatakan, melalui asesmen ini sekolah harus mampu memetakan kemampuan, minat, bakat, hobi dan cita-cita masing-masing siswa. Sehingga dalam proses pembelajaran akan mudah mengatur dan membagi kelas dalam pelaksanaan belajar mengajar, disini peran guru Bimbingan Konseling sangat penting dalam pelaksanaan asesmen tersebut.
Selanjutnya, sekolah diharapkan dapat membantu siswanya dalam penelusuran mata pelajaran yang akan diampu pada kelas XI sampai dengan siswa menyelesaikan pendidikannya di sekolah tersebut.
Herson mengungkapkan bahwa keberhasilan satuan pendidikan tidak diukur dari besarnya output/lulusan, tetapi berapa besar jumlah lulusannya terserap di pendidikan lebih lanjut, terlebih pada pasar tenaga kerja.
“Oleh sebab itu, instrumen Tracer Study harus dilakukan agar bisa mengetahui keberhasilan dan kekurangan yang harus diperbaiki pada satuan pendidikan di Kalimantan Tengah,” tandasnya.