
PALANGKA RAYA, KALTENGTERKINI.CO.ID – Keberadaan Posyandu saat ini sudah tidak asing lagi bahkan sudah dikenal sejak dahulu, sebab Posyandu sebagai sarana Pemerintah untuk menjalankan program pemberian vitamin, penimbangan berat badan dan pemberian nutrisi, namun seiring perkembangan dan tuntutan jaman kebutuhan tersebut meningkat tidak saja sebatas Pemberian makanan dan vitamin namun bisa sebagai sarana edukasi, sosialisasi, pemeriksaan kesehatan ibu dan anak serta Pemberdayaan kesejahteraan keluarga.
Namun hal itu semua tidak akan berjalan maksimal apabila para pemangku kepentingan dan Pemerintah Kabupaten/ Kota tidak mendukung penuh program tersebut dan hanya terlihat pasif, oleh sebab itu Ketua TP- PKK provinsi meminta pemerintah kabupaten untuk aktif menjalankan program posyandu dan menggunakan posyandu untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan keluarga.
Ketua Tim Penggerak dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Kalimantan Tengah, Ivo Sugianto Sabran mengatakan terdapat beberapa kabupaten yang kurang keaktifannya dalam menjalankan Posyandu.
“Kabupaten tersebut diantaranya Kapuas, Seruyan dan Katingan”, tutur Ketua TP-PKK Kalteng Ivo Sugianto Sabran saat menyampaikan arahannya pada Rapat Tim Pokjanal Posyandu Provinsi Kalteng tahun 2023 di M Bahalap Hotel, Palangka Raya, Selasa (14/3/2023).
Dalam Pertemuan tersebut dihadiri oleh Kepala Perangkat Daerah Provinsi Kalteng terkait, Ketua I Bidang Pembinaan Karakter Keluarga TP-PKK Provinsi Kalteng Hj. Nunu Andriani Edy Pratowo, Para Pejabat Administrator di lingkungan Dinas PMD Provinsi Kalteng serta peserta Rapat.
Rapat ini dibuka oleh Sektetaris Daerah Provinsi Kalteng H. Nuryakin diwakili oleh Kepala Dinas PMD Provinsi Kalteng Aryawan. Saat membacakan sambutan tertulis Sekda Kalteng, Aryawan menyampaikan Keberadaan Pokjanal Posyandu sangat berperan penting dalam penurunan angka stunting yang belakangan ini gencar dibicarakan di dunia Kesehatan, dari Studi Kasus Gizi Balita Indonesia (SSGBI) prevalensi di tahun 2019 mencapai 32,3% dan berdasarkan hasil studi tahun 2022 angka prevalensi turun menjadi 26,9% dan dengan target di tahun 2024 adalah 15,38%.
Sedangkan dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan setiap lima tahun sekali, angka prevalansi stunting di Prov. Kalteng trennya terus mengalami penurunan yaitu 41,3% pada tahun 2013 dan 34% pada tahun 2018.
Beberapa hal yang ditekankan Ivo Sugianto Sabran dalam pertemuan ini diantaranya bagaimana agar Posyandu bisa berjalan lebih aktif lagi, sehingga apa yang diharapkan oleh pemerintah terkait pembinaan kesehatan di masyarakat baik itu penurunan angka kematian dan stunting dapat terwujud. Stunting adalah masalah gizi kronis yang akan menghambat pertumbuhan bayi dan bisa terus berlanjut setelah kelahiran.
Ivo berharap, selain kontribusi aktif dari masyarakat serta kader Posyandu setiap OPD turut berkontribusi terhadap penanganan stunting di Kalteng salah satunya selain ada program kerja masing-masing, tiap OPD ada satu program lagi yang namanya bapak/bunda asuh Posyandu, yaitu mengelola Posyandu di lokus stunting. “Di Kalteng Posyandu aktif sudah mencapai 72,14 persen, sudah ada peningkatan dari tahun kemaren”, imbuhnya.
Ivo berharap target penurunan stunting di tahun 2024 bisa mencapai 16 persen. Sebagaimana diketahui, pemerintah di tingkat nasional telah menargetkan prevalensi stunting di tahun 2024 sebesar 14 persen. Selaras dengan dilangsungkannya Rapat Tim Pokjanal Posyandu diharapkan juga menguatnya komitmen para pemangku kepentingan di Pemprov Kalteng dalam mendukung pelaksanaan program kerja Pokjanal Posyandu untuk menjaga keberlangsungan Posyandu di Provinsi Kalteng.