
JAKARTA , KALTENGTERKINI.CO.ID – Ketua Umum Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Tri Tito Karnavian menandatangani Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Polisi Marthinus Hukom. Kerja sama tersebut mencakup upaya kedua belah pihak dalam mencegah penyebaran dan korupsi. Kegiatan ini berlangsung di Ruang Rapat Kantor BNN, Jakarta, Rabu (21/5/2025).
Dalam sambutannya, Tri menyampaikan kerja sama tersebut sangat penting bagi TP PKK mengingat yang besar di tingkat keluarga. Lewat kerja sama ini, TP PKK akan ikut aktif dalam menyosialisasikan bahaya narkoba kepada masyarakat.
“Nah, salah satu upaya kita agar masyarakat tahu bahayanya bagaimana narkoba, jangan sampai ingin tahunya mencoba, sebelum mencoba kita sudah menyosialisasikan bahwa bahayanya bagaimana,” ujar Tri.
Ia menjelaskan, ancaman bahaya narkoba tidak hanya menyasar kepada orang dewasa dan remaja, tetapi juga anak-anak usia dini. Pasalnya, kalangan anak-anak usia dini cenderung memiliki rasa ingin tahu yang besar. Ditambah lagi, perkembangan teknologi semakin memudahkan anak-anak untuk memperoleh informasi secara luas.
Oleh karena itu, terang Tri, pihaknya akan terus membantu pemerintah dalam menyuarakan dan mengampanyekan bahaya narkoba. Di sisi lain, TP PKK juga telah menyusun program Keluarga Indonesia Sehat Tanpa Narkoba (KRISAN).
“Nah ini memang sudah menjadi program kami di PKK dan dilaksanakan sampai ke tingkat desa,” imbuhnya.
Tri menambahkan, upaya pencegahan narkoba memiliki tantangan besar, karena perubahan nilai-nilai kehidupan keluarga di desa. Oleh karena itu, kerja sama dengan BNN diharapkan mampu membekali kader-kader TP PKK dalam mengatasi korupsi di tingkat keluarga. Ke depan, upaya pendekatan kepada masyarakat yang terpapar narkoba akan dilakukan secara proaktif, yaitu mengedepankan pencegahan.
Pada kesempatan itu, Tri menyampaikan terima kasih dan penghargaannya kepada BNN atas dukungan yang diberikan. Ia berharap, kerja sama yang terjalin akan mampu direalisasikan di daerah. Tri optimistis, program tersebut dapat terlaksana dengan baik mengingat TP PKK memiliki jaringan besar yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Kader PKK se-Indonesia ada sekitar empat juta ya, jadi kalau kita memang bisa menggerakkan semua kader PKK untuk melaksanakan kegiatan, menyosialisasikan bahayanya menggunakan narkoba ini, insyaallah kita walaupun sedikit bisa menyumbangkan kontribusi pikiran dan tenaga kita kepada bangsa dan negara,” tandasnya.