
PALANGKA RAYA, KALTENGTERKINI.CO.ID – Dalam rangka menjaga kestabilan harga pangan, sembako, barang dan jasa masuk dalam level aman terkendali, Pemerintah Provinsi berupaya keras untuk terus melakukan intervensi pasar agar harga -harga kebutuhan hidup stabil dan daya beli masyarakat tetap tinggi, hal ini terlihat dari trend terhadap kenaikan inflasi Pemerintah Provinsi Kalteng dari tahun Ketahun yang berada pada angka 2,72 Persen dan masih berada di zona aman.
Meski demikian Pemerintah Provinsi juga meminta pemerintah kabupaten dan kota juga harus gencar menjaga stabilitas harga di pasaran dengan upaya intervensi pasar melalui pasar murah dan subsidi.
Hal ini disampaikan oleh pemerintah provinsi melalui Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Tengah (Setda Provinsi Kalteng) Sri Widanarni mewakili Sekretaris Daerah Provinsi Kalteng pimpin Rapat Evaluasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Terhadap Hasil Rilis Badan Pusat Statistik (BPS) terkait Inflasi Kalteng Bulan Mei 2024, bertempat di Ruang Rapat Bajakah LT. II Kantor Gubernur Kalteng, Selasa (4/06/2024).
Rapat dihadiri Staf Ahli Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Yuas Elko, Perwakilan BI Kalteng serta Kepala Perangkat Daerah/ Instansi Vertikal dilingkup Provinsi Kalteng terkait. Hadir secara virtual TPID dari Kabupaten/ Kota se-Kalteng.
Asisten Ekbang Sri Widanarni dalam sambutan pengantarnya menyampaikan pertemuan ini sangat penting karena merupakan program prioritas pemerintah terutama masalah inflasi yang harus benar-benar dijaga dan dikawal sehingga daya beli masyarakat tetap terjaga dan berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat.
Sri Widanarni menekankan terkait dengan inflasi di Kalteng masih berada di area zona aman. Pada Mei 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Kalteng sebesar 2,72 persen.
“Tentunya hal ini harus kita pertahankan dan bahkan kita berupaya untuk menjaga kestabilan inflasi di Kalimantan Tengah bisa lebih rendah daripada saat ini”, tutur Sri Widanarni.
Ia mengingatkan bagi daerah yang inflasinya masih tinggi agar bisa lebih aktif lagi dalam menjaga inflasi. Sri juga meminta komitmen seluruh stakeholders agar bersama-sama memperkuat sinergi dalam upaya menjaga stabilisasi harga dan ketersediaan barang kebutuhan pokok.
Pada kesempatan tersebut, Sri Widanarni mengapresiasi kegiatan pasar murah yang dilaksanakan di kabupaten/ kota yang memberikan subsidi dengan nilai cukup signifikan. selain itu juga, ia mengapresiasi Bulog yang telah menyediakan bahan pangan yang terjangkau dan di bawah harga pasar.
“Harapannya teman-teman dari kabupaten/ kota bisa melaksanakan kegiatan pasar murah sehingga kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi dan tidak sampai terjadi inflasi yang menyebabkan daya beli masyarakat berkurang”, pungkasnya.
Statistisi Ahli Pertama, BPS Provinsi Kalteng Stevan Cahya dalam paparannya menyampaikan pada Mei 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Kalteng sebesar 2,72 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,96. Sementara itu, Tingkat inflasi month to month (m-to-m) dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) Provinsi Kalteng bulan Mei 2024 masing-masing sebesar 0,22 persen dan 1,34 persen.
Dalam hal ini, kelompok makanan, minuman dan tembakau memiliki andil terbesar terhadap inflasi bulanan Kalteng yaitu sebesar 0,23 persen. Sejalan dengan inflasi bulanan yang mengalami inflasi, secara tahunan Provinsi Kalteng juga mengalami inflasi. Kelompok makanan, minuman dan tembakau memiliki andil terbesar terhadap inflasi Provinsi Kalteng yaitu sebesar 1,94 persen.