
PALANGKA RAYA,KALTENGTERKINI.CO.ID – Dalam upaya, antisipasi, menekan dan menurunkan kasus Stunting di Kalteng Pemerintah Provinsi Kalteng berupaya semaksimal mungkin untuk terus melakukan sosialisasi dan gerakan aktif untuk menurunkan Stunting di wilayah provinsi Kalteng, karena bila dibiarkan Stunting akan menghambat kualitas manusia di Kalteng, selain itu calon generasi muda dan anak-anak yang beresiko Stunting akan sulit berkembang dan bersaing dalam segala sektor kehidupan.
Sehubungan dengan upaya penurunan Stunting Pemerintah Provinsi dalam hal ini Wakil Gubernur (Wagub) Kalteng H Edy Pratowo selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Kalteng buka Rapat Koordinasi (Rakor) Pemetaan (Mapping) Rencana Kerja dan Penandaan (Tagging) Anggaran Stunting Tahun 2024, yang diselenggarakan di Aula Bappedalitbang Provinsi Kalteng, Selasa (06/02/2024).
Nampak hadir dalam kegiatan tersebut Ketua TP PKK Provinsi Kalteng Ivo Sugianto Sabran, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalteng Jeanny Yola Winokan, Kepala Perangkat Daerah Provinsi Kalteng terkait, serta Pj Bupati/Wali Kota se-Kalteng. Hadir pula secara virtual, Koordinator Substansi Kesehatan Ditjen Bina Bangda Kemendagri Arifin Efendy Hutagalung dan TPPS Kabupaten/Kota se-Kalteng.
Dalam sambutannya Wagub mengatakan isu stunting saat ini masih menjadi persoalan serius bagi Pemerintah di semua jenjang, di seluruh wilayah Indonesia tidak terkecuali di Kalteng.
“Stunting merupakan ancaman utama bagi kualitas manusia Indonesia, juga ancaman serius terhadap kemampuan daya saing bangsa. Kolaborasi kerja berbagai pihak menjadi kunci untuk memastikan konvergensi antar program hingga ke tingkat desa/kelurahan untuk menurunkan stunting,” ujarnya.
Wagub menyebut, di tahun 2024 ini, target nasional dalam menurunkan prevalensi stunting adalah sebesar 14%.
“Target penurunan ini sesuai dengan target Sustainable Development Goals (SDGs) pada tahun 2030, kita berharap prevalensi stunting sudah nol di negara kita,” imbuhnya.
Wagub mengungkapkan, berdasarkan hasil studi kasus gizi Indonesia tahun 2022, prevalensi stunting Kalteng berada di angka 26,9 %, turun 0,5 persen dari tahun 2021 yaitu 27,4 %, dengan target pencapaian tahun 2024 sebesar 15,38 %.
“Untuk mencapai target yang telah ditentukan, dibutuhkan kolaborasi dan sinergisitas lintas sektor dengan berbagai program yang dapat menyentuh secara langsung pada kelompok sasaran,” ucapnya.
Wagub menjelaskan, pada rakor ini dibahas mengenai penguatan sinergi dan kepedulian TPPS, dalam rangka koordinasi dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan percepatan penurunan stunting yang dilaksanakan oleh Perangkat Daerah, baik secara internal, terprogram, maupun lintas sektor.
“Melalui pertemuan strategis ini diharapkan data aksi matrik dan indikator kinerja dari Perangkat Daerah/Instansi dan Kabupaten/Kota akan dipertajam dengan mengakomodir indikator yang sudah diusulkan, sehingga dapat difinalisasikan sebagai implementasi Data Rencana Aksi Matrik Daerah,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Bappedalitbang Provinsi Kalteng Leonard S Ampung ketika dibincangi mengatakan output dari rakor ini adalah berapa biaya yang sudah dikeluarkan oleh Perangkat Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota terkait terhadap stunting di Kalteng.