
PALANGKA RAYA, KALTENGTERKINI.CO.ID – Wakil Gubernur Kalimantan Tengah Edy Pratowo melalui Staf Ahli bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia (KSDM) Suhaemi membuka secara resmi Pelatihan Dasar Akustik Masjid Dan Teknik Miking yang diselenggarakan oleh APAVMI Provinsi Kalimantan Tengah.
Menyampaikan sambutan Wagub, Suhaemi mengapresiasi kegiatan ini dengan harapan menjadi sarana keterampilan takmir/pengurus masjid dalam sound system mendukung ibadah menjadi lebih lancar. Senin, (5/2/2024).
“Kami apresiasi sebagai pengabdian semoga jadi amal jariyah. Kualitas suara sangat penting, apabila pecah dan kresek-kresek akan mengganggu khusyuk ibadah. Membuat tidak fokus, suara yang tidak jelas mengganggu konsentrasi ibadah. Terlebih yang menghadiri kegiatan keagamaan dapat mencapai lebih dari 50 orang,” Kata Suhaemi di Aula Eka Hapakat.
Kualitas suara yang belum optimal juga dipengaruhi perangkat audio masjid yang seadanya, membuat suara menggaung sangat mengganggu dan tidak lembut. Mungkin saat ini belum ada perangkat yang memada dan penata sound yang belum profesional.
Padahal aspek ini sangat penting, bahkan bulan Ramadan yang banyak membutuhkan sound system karena banyak kegiatan. Oleh karena itu melalui pelatihan ini menjadi harapan bersama meningkatkan suatu hasil suara yang baik.
Di dalam masjid dibutuhkan tenaga manusia yang memahami penataan sound system. Tekning miking dan keluaran suara harus seimbang, maksimal, dan jelas tanpa harus perangkat yang mahal.
“Selamat melaksanakan pelatihan akan mampu meningkatkan keterampilan suara di masjid sehingga efektif di dalam ibadah maupun kegiatan,” Tutup Suhaemi.
Ketua DPD Asosiasi Penggiat Peralatan Audio Video dan Musik Indonesia (APAVMI) Kalteng Ida Mustika mengungkapkan alasan utama menggelar pelatihan ini adalah untuk membenahi dan meningkatkan kualitas audio dan speaker di masjid yang ada si Kalimantan Tengah.
Menurut Bapak Jusuf Kalla, Ketua Dewan Masjid Indonesia tahun 2017 – 2022, 80% kegiatan di masjid adalah “MENDENGARKAN”. Dari 1 juta lebih masjid di Indonesia, 70% sound system buruk, perangkat belum memadai, dan ruang akustik yang buruk.
“Maka sudah sepatutnya kita perhatikan kualitas sound system masjid, tetapi melibatkan tenaga ahli dan tata suara profesional. Untuk masjid yang sudah berdiri, dilakukan asesmen, jika di bawah standar maka dilakukan pembenahan, ” Ungkapnya.