
BARITO SELATAN,KALTENGTERKINI.CO.ID – Sebagai bagian penting dalam isu nasional tentang penanganan dan pengendalian Stunting Pemerintah Provinsi melakukan pengecekkan secara berkala terhadap 5 Balita yang beresiko Stunting di Posyandu Akasia Desa Sababilah Barsel yang menjadi perhatian dan fokus Pemerintah provinsi untuk ditangani secara khusus, oleh sebab itu pemerintah provinsi meminta laporan Kesehatan dan tumbuh kembang balita beresiko Stunting tersebut baik melalui laporan ke puskesmas, posyandu,dinas setempat bahkan diteruskan ke DWP Dislutkan Provinsi.
Pemantauan dan perkembangan serta penanganan Stunting di Kalteng itu nantinya sebagai dasar bahan laporan untuk diteruskan ke pemerintah pusat agar kemudian Pemerintah Pusat bisa mengambil langkah kebijakan dalam hal penanganan Stunting dan memudahkan melakukan koordinasi secara cepat dan tepat bersama Pemerintah Provinsi agar pertumbuhan Stunting di Kalteng bisa terus ditekan serendah mungkin.
Pencegahan dan penanganan stunting di Kalimantan Tengah merupakan salah satu isu strategis yang sedang gencar ditangani oleh Pemerintah Provinsi Kalteng. Gubernur Kalimantan Tengah H. Sugianto Sabran dalam berbagai kesempatan seringkali menyinggung bahwa pencegahan dan penanganan stunting bukan hanya dilakukan oleh pemerintah saja, namun harus didukung oleh semua sektor dan semua lapisan masyarakat Kalimantan Tengah.
Sebagai upaya mencegah dan menangani stunting di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) yang merupakan salah satu orang tua asuh bagi balita stunting, melakukan monitoring di Posyandu Akasia Desa Sababilah, Kelurahan Dusun Selatan, Kabupaten Barito Selatan, Kamis (21/9/2023).
Dislutkan Provinsi Kalteng bersama dengan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Dislutkan melakukan monitoring terhadap perkembangan dari kelima anak asuh dan data-data pertumbuhan balita stunting yang telah diberikan bantuan makanan tambahan.
Pada kesempatan ini, Sekretaris Dinas Nita Fera yang hadir mewakili Kepala Dislutkan, mengatakan pencegahan stunting dapat dilakukan dengan menerapkan beberapa upaya, yaitu memastikan anak makan buah dan sayur yang sehat, memberikan ASI eksklusif hingga bayi berumur 6 bulan serta mengusahakan anak mendapatkan imunisasi lengkap.
“Dari kelima balita yang memiliki resiko stunting ini masing-masing didampingi oleh satu orang kader selama empat bulan yang bertugas membuatkan dan memberikan aneka makanan tambahan untuk balita, serta memonitor kenaikan berat badannya setiap bulan,” jelasnya
Selanjutnya, Ketua DWP Dislutkan Provinsi Kalteng Lisdayanti yang ikut memonitoring perkembangan kelima balita tersebut mengatakan bahwa monitoring yang ketiga ini yaitu untuk mengetahui perkembangan dari kelima anak asuh yang dilakukan oleh para kader, terutama pada penambahan berat badan balita, catatan menu harian yang diberikan dan apabila balita tersebut sakit dapat diketahui penyebab kurangnya nafsu makan balita.
“Saya imbau agar para kader juga harus mendokumentasikan kegiatan pendampingan melalui foto dan laporan KMS (Kartu Menuju Sehat), serta melaporkannya ke DWP Dislutkan Provinsi Kalteng, Puskesmas, dan juga Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Selatan,” ujar Lisdayanti.
Sementara itu, ditemui pada kesempatan berbeda, Kepala Dislutkan Provinsi Kalteng Darliansjah menyampaikan bahwa kurangnya asupan makanan dinilai menjadi salah satu faktor utama penyebab stunting pada anak, maka kondisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak secara keseluruhan.
“Dengan konsistensi dalam pemberian nutrisi lengkap dan perawatan terbaik bagi anak, maka anak bisa terhindar dari masalah stunting atau gangguan tumbuh kembang lainnya. Untuk itu saya mengajak semua masyarakat Kalimantan Tengah mendukung tumbuh kembang anak dengan nutrisi lengkap dan terbaik,” tandasnya.
Sebagai informasi, pada kegiatan ini para kader menjelaskan bahwa setiap hari masing-masing anak balita yang memiliki resiko stunting ini diberikan makanan tambahan yang berasal dari pangan lokal yang kaya protein hewani, seperti telur, ikan, dan daging. Selama masa pendampingan yang telah dilakukan selama satu bulan terakhir, rata-rata balita yang didampingi mengalami kenaikan berat badan antara 2 hingga 6 ons.