
BARITO SELATAN, KALTENGTERKINI.CO.ID – Pemerintah Pusat secara khusus telah memberikan arahan dan Program Penanganan Stunting sekaligus pencegahan dan Penurunan Kasus Stunting di Indonesia, Oleh sebab itu pemerintah pusat dan daerah selalu bersinergi, berkoordinasi dan berkomunikasi secara intensif guna mengantisipasi naiknya angka Stunting di daerah.
Sebagai tindak lanjut Program Kesehatan dari pemerintah pusat terkait Stunting serta dalam rangka mencegah dan menangani stunting di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Provinis Kalteng menjadi orang tua asuh bagi Posyandu Akasia yang bertempat di Desa Sababilah, Kelurahan Dusun Selatan, Kabupaten Barito Selatan.
Dalam penanganan tersebut dislutkan Provinsi Kalteng tidak bergerak sendiri tapi didampingi juga oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) Dislutkan Provinsi Kalteng yang segera melakukan tindakan pencegahan dan penanganan pada anak-anak yang memiliki resiko stunting dengan usia di bawah dua tahun.
Menindaklanjuti arahan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kalteng Ivo Sugianto Sabran, Dharma Wanita Persatuan (DWP ) dan Dislutkan Provinsi Kalteng melaksanakan kegiatan pertemuan orang tua asuh dengan para orang tua dan anak asuh Posyandu Akasia yang bertempat di kantor Desa Sababilah, Kecamatan Barito Selatan, Kabupaten Barito Selatan, Senin (17/7/2023).
Dipilihnya Posyandu Akasia sebagai anak asuh karena di lingkungan pelayanannya terdapat setidaknya 5 orang balita yang mengalami resiko stunting.
Menanggapi adanya Balita yang beresiko Stunting di wilayah Posyandu Akasia Kabupaten Barsel, Kepala Dislutkan Provinsi Kalteng Darliansjah berkomitmen untuk melakukan pendampingan Posyandu Akasia dalam penanganan dan pencegahan stunting. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Dislutkan Nita Fera saat membacakan sambutan Kepala Dislutkan dalam kegiatan Posyandu Akasia ini.
“Pendampingan kegiatan pencegahan dan penanganan stunting akan berlangsung selama empat bulan sejak bulan Juli hingga bulan November 2023,” ujar Nita.
Pada kesempatan yang sama, Ketua DWP Dislutkan Provinsi Kalteng Lisdayanti menyampaikan bahwa di Posyandu ini terdapat lima orang kader Posyandu yang mana masing-masing kader akan mendampingi satu orang anak yang memiliki resiko stunting.
“Masing-masing anak balita yang memiliki resiko stunting ini akan diberikan pendampingan berupa edukasi bagi orang tua balita dan pemberian MPASI yang berasal dari pangan lokal yang mengandung protein hewani, yang akan diberikan kepada balita stunting selama empat bulan,” terang Lisdayanti.
Menurutnya, setiap kader memiliki tugas yang penting untuk memastikan bahwa setiap anak yang mengalami stunting mendapatkan peningkatan berat badan yang signifikan setelah diberikan bantuan makanan tambahan.
” Dalam hal ini kader harus melakukan identifikasi anak stunting, kemudian memberikan pendampingan dan mengawasi pemberian makanan dan mendokumentasikannya melalui foto dan laporan KMS (Kartu Menuju Sehat) serta melaporkannya ke DWP Persatuan Dislutkan Provinsi Kalteng, Puskesmas, serta Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Selatan” tutup Lisdayanti.
Sebelum mengakhiri kegiatan pendampingan tersebut, Kepala Dislutkan Provinsi Kalteng Darliansjah juga menyampaikan bahwa Dislutkan Provinsi Kalteng sangat mendukung adanya program orang tua asuh untuk mencegah dan menangani stunting.
“Salah satu cara untuk menangani stunting adalah dengan selalu memberikan asupan protein hewani yang cukup. Salah satu sumber protein hewani yang harganya tenang dan selalu tersedia di pasar lokal adalah ikan. Saya mengimbau agar setiap orang tua menyajikan menu dari bahan ikan setiap hari, agar tercipta generasi muda Kalimantan Tengah yang sehat cerdas dan kuat,” pungkas Darliansjah.