
PALANGKA RAYA,Ā KALTENGTERKINI.CO.ID – Festival Budaya Isen Mulang menghadirkan berbagai perlombaan unik yang menjadi tradisi di Kalimantan Tengah. Salah satu tradisi unik dalam bidang kuliner adalah “Mangenta”. Mangenta adalah proses menghidangkan “Kenta” Yaitu kudapan yang terbuat dari beras ketan, hidangan Kenta merupakan simbolis rasa syukur masyarakat dayak atas panen padi dan memulai musim menuai. Lomba mangenta pada FBIM Tahun 2023 diselenggarakan di halaman GOR Stadion Tuah Pahoe, pada Jumat, (26/5/2023).
Mangenta di Kalimantan Tengah telah meraih rekor MURI dengan peserta terbanyak pada tahun 2022.
Tujuan diselenggarakan lomba ini adalah melestarikan dan memperkenalkan kepada masyarakat Luas sebuah kudapan tradisional dan kebiasaan yang berawal dari nenek moyang kita yaitu suatu kegiatan kaum petani bersyukur atas dimulainya panen padi pada saat musim tiba untuk menuai.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalteng Adiah Chandra menyebutkan, kegiatan ini dapat dikembangkan menjadi produk-produk kuliner yang digemari oleh masyarakat, termasuk anak muda.
“Kita jangan berhenti tumbuh, diharapkan tradisi mangenta ini tidak hanya diikuti oleh orang tua saja tetapi anak-anak muda harus dapat mengikutinya. Terlebih lagi produk kenta dapat menjadi suatu olahan yang enak, bernilai ekonomis, hingga berpotensi menjadi produk oleh-oleh.” Sebut Adiah.
Peserta lomba mangenta yang mayoritas orang tua mungkin dipengaruhi oleh faktor pengalaman yang dianggap lebih maksimal dalam mengolah kenta, sehingga diharapkan pada lomba tahun berikutnya anak-anak muda dapat mengikuti ajang ini sehingga regenerasi tradisi bisa lestari.
Proses mangenta dimulai dari padi ketan yang disangrai, kemudian ditumbuk hingga bersih dari kulitnya, setelah itu kenta yang sudah bersih direndam dengan air kelapa kurang lebih 5 menit, kemudian ditambahkan gula sebagai pemanis dan sedikit garam, aduk hingga rata dan siap dihidangkan. Peserta dapat menghidangkan kenta dengan berbagai kreasi dan inovasi cita rasa.
Peserta yang mengikuti berjumlah 8 Kabupaten/Kota yaitu Murung Raya, Kapuas, Gunung Mas, Lamandau, Pulang Pisau, Kotawaringin Barat, Kota Palangka Raya, Barito Selatan, Barito Utara.
Perlombaam berlangsung selama 4 jam, tiap regu beranggotakan 5 orang pria/wanita, 3 orang sebagai penumbuk dan satu orang memegang penguir sambil menumbuk. 1 orang memasak, 1 orang menghidang. Serta peserta wajib mengenakan busana daerah setempat.
Aspek penilaian yang di perhatikan adalah Kerja sama/tanggung jawab dalam pembagian tugas, teknik dan proses pembuatan,
Kecepatan dan ketepatan waktu,
Kesempurnaan dan cita rasa, kebersihan, dan penyajian.