
SAMPIT, KALTENGTERKINI.CO.ID – Perubahan cuaca ekstrem yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir, dikhawatirkan mengancam ketahanan yang ada di wilayah setempat. Sebab dapat menciptakan krisis pangan yang berdampak pada ketersediaan pangan bagi masyarakat akibat hasil panen menurun hingga gagal tanam.
“Pemeritah daerah diingatkan harus sigap mengatasi ancaman krisis pangan akibat perubahan iklim. Tentunya irigasi di sawah atau kebun para petani harus diperhatikan sehingga tidak terjadi kekeringan lahan,” kata Anggota DPRD Kotim Juliansyah, Selasa (9/5/2023).
Menurut Juliansyah, perubahan iklim juga berdampak pada pasokan pangan. Karena tanaman pangan menjadi tidak maksimal dan mungkin bisa gagal tanam. Dimana petani tidak bisa lagi secara presisi memprediksi musim.
“Pemkab kotim harus memperhatikan ketersediaan bahan bahan makan (pangan) jangan sampai terabaikan. Karena cuaca ini bukan hanya terjadi di indonesia melaikan seluruh dunia,” sebut Ketua Komisi II DPRD Kotim ini.
Ia berpendapat yang dilakukan oleh pemerintah daerah saat ini ialah memberikan sosialisasi dan perhatian serius kepada para petani lokal, supaya mereka siap menghadapi cuaca panas seperti ini yang berdampak terhadap produksi pertanian.
“Kalau mereka diberikan sosialisasi dan perhatian, secara otomatis para petani akan siap menghadapinya. Mereka akan membuat stretegi sendiri supaya produksi pertanian mereka tidak anjlok dan terpenting campur tangan pemerintah harus ada terutama infrastruk irigasi,” jelasnya.