
PALANGKA RAYA, KALTENGTERKINI.CO.ID – Dalam rangka pengendalian Inflasi dan tetap melakukan upaya antisipasi kenaikan harga bahan pokok, Pemerintah Pusat selalu melakukan koordinasi, monitoring dan evaluasi bersama Pemerintah daerah untuk tetap berupaya mencarikan solusi agar harga-harga di daerah tetap dalam tahap aman terkendali.
Staf ahli Gubernur bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Yuas Elko pimpin rapat koordinasi nasional pengendalian inflasi daerah bersama Kementerian Dalam Negeri di Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalimantan Tengah. Senin, (8/5/2023).
Disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dalam pengantarnya bahwa Inflasi tahun ke tahun berdasarkan April 2023 terhadap April 2022 berada di angka 4,33%, Inflasi Bulan ke Bulan berdasarkan April 2023 terhadap Maret 2023 berada di angka 0,33% dan inflasi tahun Kalender berdasarkan April 2023 terhadap Desember 2022 di angka 1,01%.
“Inflasi Berdasarkan kelompok Pengeluaran (year on year%) yang memberikan andil tertinggi ialah Makanan, minuman, dan tembakau dengan andil inflasi 1,20%, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,49%, dan transportasi 11,96%.” Paparnya.
Berdasarkan hal tersebut Tito memberikan arahan, meskipun Inflasi hari raya dan Ramadan relatif terkendali dan menurun dari 4,97% ke 4,33%, hal ini tidak menjadikan kita berpuas diri, tetapi arahan presiden telah menyampaikan dari rapat para menteri,Kapolri, Panglima TNI, Jaksa Agung, inflasi harus bisa diturunkan lagi ke angka di bawah 4%.
“Dan itu kuncinya adalah nomor satu Transportasi, saya nanti minta kepada Irjen kemendagri agar nanti melaksanakan rapat dengan stakeholder dari kementerian BUMN, pertamina, SKK migas, kementerian ESDM, kemudian yang pengatur harga transportasi udara, yaitu kementerian perhubungan terutama. Mungkin bersama-sama dengan BPKP juga dan Asosiasi angkutan udara. Mencari rumusan agar bisa diturunkan sehingga 1,45% turut andil ini bisa diturunkan mungkin ke angka 1% maka dia akan turun menjadi di bawah 4%, dengan syarat item-item yang lain tidak mengalami kenaikan signifikan terutama makanan, minuman, dan tembakau.” Pesannya.
Kemudian makanan minuman dan tembakau setidaknya harus menjaga di angka 1,20% penyumbang inflasi, tetapi jika dapat lebih diturunkan akan lebih baik. Diketahui bahwa beberapa komoditas yang masih menjadi atensi pemerintah mulai dari beras, minyakita, dan lain-lain. Setiap daerah agar melihat betul, dan perintahkan satgas pangan daerah yang dipimipin oleh sekda, kemudian Dinas perdagangan dan lain-lain berkoordinasi dengan lintas sektoral dan internal untuk memonitor harga masing-masing, jika kekurangan stok akan segera didorong kerja sama dengan pengusaha untuk memperkuat stok dan kemudian menjaga agar harganya tetap terjangkau masyarakat.
Sementara Perumahan, air listrik dan bahan bakar rumah tangga, air adalah kewenangan dari pemerintah Daerah PDAM provinsi, listrik ini melibatkan pusat PLN, bahan bakar rumah tangga terutama gas LPG. Jika ketiga poin itu bisa diturunkan, maka inflasi pada bulan depan akan menurun.
Pada kesempatan lain, terlihat dari paparan Pudji Ismartini deputi bidang statistik distribusi dan jasa Badan Pusat Statistik menyampaikan bahwa Kalimantan Tengah Merupakan Provinsi urutan ke 11 dengan inflasi gabungan kota per Provinsi 4,85% (y-o-y), Kotawaringin Timur merupakan inflasi kabupaten (y-o-y) 4,18%, sedangkan Palangka Raya termasuk dalam 10 besar inflasi kota tertinggi dengan angka 5,25%. Di Provinsi Kalimantan Tengah, Barito Selatan masuk ke dalam daerah yang mengalami Indeks Perubahan Harga (IPH) tertinggi yang disebabkan oleh komoditas beras, daging ayam, dan telur ayam ras.
Mengenai hal ini, Staf Ahli Gubernur menanggapi bahwa berdasarkan data dari pusat, daerah Barito Selatan akan menjadi pemantauan terhadap penyebab kenaikan tiga komoditas.
“Menjadi perhatian kita semua yaitu di Barito Selatan itu ada beras, daging ayam ras dan telur ayam ras, turut menyumbangkan andil Inflasi dan menjadi salah satu dari indeks perkembangan harga tertinggi di Kalimantan Tengah. Kemudian komoditas yang lainnya masih terkendali. Kita Minta informasi Kenapa harga ketiga komoditas tersebut naik model langkah berikutnya sebagaimana arahan seperti biasa melakukan pasar murah, kemudian pasar penyimbang, gerakan tanam cepat sesuai dengan instruksi pusat kemudian melakukan Pemantauan dan monitoring oleh Satgas pangan di daerah.” Jelas Yuas.
Turut hadir Instansi Vertikal, unsur Forkopimda Provinsi kalteng serta perwakilan dari OPD bidang terkait.