
PALANGKA RAYA, KALTENGTERKINI.CO.ID – Dalam rangka percepatan pembangunan, kesejahteraan masyarakat, keluarga dan Kasus Stunting di Kalteng, Pemerintah Provinsi Sangat mengharapkan adanya Kolaborasi dan Sinergi antara pemerintah provinsi Kalimantan Tengah dan BKKBN yang selama telah terjalin dengan baik, terutama dalam mendukung penurunan stunting, pengendalian penduduk dan penyelenggaraan Keluarga Berencana di Kalimantan Tengah. Oleh karena itu kerjasama yang telah terjalin dengan baik agar dapat dipertahankan dan terus ditingkatkan ke depannya.
Wakil Gubernur Kalimantan Tengah H. Edy Pratowo mewakili Gubernur mengukuhkan Jeanny Yola Winokan sebagai Kepala perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Tengah. Pengukuhan tersebut dilaksanakan di Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalimantan Tengah. Rabu (5/4/2023)
Turut hadir bersama Sekda Provinsi Kalimantan Tengah, FORKOPIMDA, Kepala BKKBN SulawesiUtara, Kepala Perwakilan BPKP, Kepala BNN Kalteng, kepala perangkat daerah serta tamu undangan lainnya.
Sebagaimana yang kita ketahui pemerintah mempunyai target nasional angka stunting mencapai 14% pada tahun 2024 yang tentunya hal tersebut membutuhkan dukungan dari seluruh daerah provinsi dan Kabupaten/Kota di Indonesia termasuk provinsi Kalimantan Tengah.
Kalimantan Tengah sendiri masih punya PR besar untuk menurunkan preferensi stunting di tahun 2024 dengan target 15,38%. Di mana berdasarkan data SSGI Tahun 2022 prevalensi standing Kalimantan Tengah masih sebesar 26,9%. Oleh karenanya wakil Gubernur berharap kerjasama pemerintah bersama BKKBN dan seluruh stakeholder berjalan dengan baik secara kolaboratif
“Saya harapkan konvergensi intervensi terhadap seseorang prioritas agar berjalan efektif dengan kerjasama Sinergi semua stakeholder termasuk BKKBN perwakilan Provinsi Kalimantan Tengah. ” Jelas Wagub.
Sementara itu disampaikan pula oleh Kepala Perwakilan BKKBN Sulawesi Utara D. Tino Tandaju bahwa di dalam Rakernas 2023 di awal tahun yang lalu, pada bulan Januari yang dihadiri oleh Presiden RI telah memberikan beberapa catatan yang harus menjadi perhatian bersama yaitu stunting masih menjadi indikator RPJMN 2025-2029 dan RPJPN 2026-2045 dengan mengoptimalkan potensi bonus demografi melalui peningkatan status gizi anak ibu dan remaja, pendidikan yang tinggi dan relevan, keterampilan tenaga kerja, partisipasi kerja perempuan, entrepreneurship skills, iklim tenaga kerja yang kondusif, iklim investasi, dan wirausaha serta kepemerintahan yang baik.
“Oleh karena itu perlu adanya sinergitas antara kita, Kementerian, lembaga di bawah komando Pemerintah provinsi Kalimantan Tengah selaku Wakil pemerintah pusat di daerah, hal sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting yang diharapkan dilaksanakan holistik, integratif, dan berkualitas melalui koordinasi, Sinergi, dan sinkronisasi diantara pemangku kepentingan melalui tim percepatan penurunan stunting diperlukan konvergensi pendekatan pentahelix hasilnya data SSGI survei status gizi Indonesia Tahun 2022 menunjukkan adanya penurunan angka stunting di Indonesia dari sebelumnya di tahun 2021 sebesar 24,4% menjadi 21,6% di Tahun 2022.” Beber Tino.
Sementara kepala perwakilan BKKBN provinsi Kalimantan Tengah yang baru Jeanny Yola Winokan menerangkan sejatinya penanganan stunting ini sudah diformulasikan berdasarkan PP 72 tahun 2021 jadi regulasinya, operasionalnya, mekanisme Tata kerjanya. Sekarang kewajiban yang ditanggung adalah bagaimana aksi nyata bersama mengimplementasikan program bangga Kencana dalam perwujudan percepatan penurunan angka stunting Kalimantan Tengah. Dalam kegiatan ini juga sangat diharapkan keikutsertaan para masyarakat bersama kabupaten kota bahkan sampai di tingkat Lini lapangan untuk untuk berkolaborasi.
“Dan saya sangat memberikan apresiasi kepada pemerintah daerah Kalimantan Tengah yang sudah berproses dalam penurunan stunting itu di Kalimantan Tengah dengan berbagai kegiatan-kegiatan yang sudah terimplementasi. Termasuk di dalamnya bagaimana jumlah keluarga yang tidak mempunyai jamban karena mengingat di sini data keluarga yang tidak mempunyai jamban cukup besar bahkan tidak memiliki air minum layak. Karena itu juga adalah faktor sensitif yang bisa menambah angka stunting bahkan juga pola asuh Parenting orang tua terhadap anak termasuk juga salah satu faktor yang ada” pungkasnya.