BMKG Pusat Ramal Kemarau Lebih Awal, Pemerintah Provinsi Siapkan Langkah Hadapi Bencana Hidrometeorologi Ekstrim 2023

Wakil Gubernur Kalimantan Tengah H. Edy Pratowo saat menyampaikan paparannya. (Foto/mmckalteng)

PALANGKA RAYA,KALTENGTERKINI.CO.ID – Pemerintah Pusat melalui BMKG dengan menggunakan pencitraan satelit telah meramalkan bahwa di sebagian wilayah Kalimantan akan dilanda cuaca cukup ekstrim seperti musim kemarau yang datangnya lebih cepat daripada yang kita bayangkan, hal ini jangan sampai membuat kita lengah dan lambat dalam mempersiapkan langkah antisipasi bahaya kebakaran hutan dan lahan.

Peringatan dini tersebut tidak bisa kita abaikan begitu saja hanya kerena Kalteng masih mendapat curah hujan yang tinggi. Kendati demikian kita patut waspada dengan mempersiapkan segala sesuatunya dengan lebih cepat dan tepat, sehingga apabila bencana tersebut betul terjadi wilayah kita masih berada dalam tahap aman dan terkendali.

Wakil Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) H. Edy Pratowo menghadiri Rapat Koordinasi Mitigasi Bencana Hidrometeorologi Musim Kemarau 2023. Rakor dihadiri Wagub secara virtual dari Ruang Rapat Wakil Gubernur Kalteng, Senin (20/3/2022).

Dalam kegiatan rapat tersebut Wagub didampingi Kepala Pelaksana BPBPK Provinsi Kalteng Falery Tuwan, Kepala BMKG Prov Kalteng Catur Winarti serta Sekretaris Dinas Kehutanan Provinsi Kalteng Ansar.

Rapat dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. Dalam arahannya, menunjuk laporan Kepala BMKG kepada Presiden RI terkait perkiraan iklim dan musim kemarau 2023, disampaikan bahwa musim kemarau akan terjadi lebih maju dari perkiraan awal Bulan April 2023 terutama untuk wilayah sebagian besar Sumatera dan Kalimantan bagian Selatan. Perkiraan tersebut perlu mendapatkan perhatian khusus dari Pemerintah Pusat maupun Daerah serta pihak terkait lainnya.

Luhut mengungkapkan berdasarkan pantauan BMKG, yang memiliki potensi Karhutla relatif tinggi tersebar di bagian Kalimantan bagian Selatan, Sumatera bagian Selatan serta bagian besar Pulau Jawa dan Nusa Tenggara.

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan saat menyampaikan arahannya. (foto/mmckalteng)

“Pemerintah diharapkan terlibat aktif dalam mitigasi dampak musim kemarau melalui aksi nyata yang telah dikoordinasikan dengan pihak terkait di wilayah masing-masing. Jangan kita menunggu kejadian kebakaran seperti tahun 2015 lalu. Sementara itu, Pemerintah Pusat telah mengambil langkah konkrit dengan upaya pelaksanaan operasi TMC Karhutla. Penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan”, tandasnya.

Kepala BMKG Pusat Dwikorita Karnawati dalam laporannya menyampaikan sebagian besar zona musim di wilayah Indonesia diprediksi memasuki musim kemarau 2023 pada bulan Juni hingga April 2023 sebanyak 430 ZOM (61.50%).

“Kewaspadaan perlu tetap diperlukan terutama untuk daerah yang diprakirakan mengalami curah hujan lebih kering dari normalnya meliputi Aceh bagian utara, sebagian Sumatera Utara, Riau bagian Utara, Sumatera bagian Selatan, sebagian besar Jawa, Bali, sebagian Nusa Tenggara, Kalimantan bagian Selatan, sebagian Sulawesi, Maluku Utara, Papua Barat bagian selatan dan Papua bagian Selatan”, pungkasnya.

Sementara itu Wakil Gubernur H. Edy Pratowo memaparkan bahwa Pemerintah Provinsi Kalteng siap berkolaborasi dalam mengatasi Karhutla di tahun 2023. Disampaikan Wagub, berkenaan dengan kesiapsiagaan Kalteng dalam menghadapi Karhutla 2023, terkait dengan personel, sarana dan prasarana sudah siap.

“Kami sudah menggelar rapat Siaga Penanggulangan Bencana yang digelar secara serentak baik dari Pemerintah Provinsi, TNI, Polri dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Berkenaan dengan anggaran di tahun 2023, Pemerintah Provinsi Kalteng telah menyiapkan anggaran yang bersumber dari DBH DR sebanyak Rp.83 Miliar lebih, diantaranya untuk pencegahan sebanyak Rp.14 Miliar lebih, termasuk kegiatan sosialisasi, penyuluhan, pembinaan Masyarakat Peduli Api (MPA), kemudian pemadaman langsung sebanyak Rp.9 Miliar lebih oleh Dishut/KPA dan MPA, penanganan pasca perhitungan luasan dari penafsiran Karhutla sebanyak Rp. 922 juta termasuk kegiatan Monev pasca oleh Dishut dan KPA ” beber Edy.

Kemudian Edy juga menyebutkan yang penting adalah pemerintah provinsi juga melakukan patroli yang sudah berjalan dan menyiapkan anggaran sebanyak Rp.7,3 Miliar, kegiatan Satgas provinsi bersama dengan kegiatan Satgas di 8 KPA dengan pagu anggarannya kami siapkan Rp.13 Miliar lebih dan terakhir belanja untuk Sarpras modal hibah bansos sebanyak Rp. 37 Miliar lebih.

Sebelum mengakhiri pemaparannya Wagub Edy juga sempat menyampaikan bahwa saat ini Kondisi cuaca di Kalteng masih sering dilanda hujan lebat.

EDITOR:Hendra C.


SUMBER:Dinas Kominfosantik Provinsi Kalteng