
PALANGKA RAYA, KALTENGTERKINI.CO.ID – Sekretaris daerah Provinsi Kalimantan Tengah H. Nuryakin menghadiri kegiatan Roadshow Percepatan Penurunan Stunting, dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem di Kabupaten/Kota Se-Kalimantan Tengah Bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A. di Aula Jayang Tingang, Kamis, (16/3/2023).
Rapat tersebut dihadiri oleh Bupati atau perwakilan dari beberapa kabupaten yang akan memaparkan perkembangan Stunting dan angka kemiskinan ekstrem di daerah masing-masing. Turut Forkopimda, dan Bupati/walikota atau yang mewakili melalui daring.
Dalam rangkaian kegiatan ini dibuka oleh pengantar sambutan oleh Menko PMK, yang menyampaikan bahwa berdasarkan data BPS dan Kemenkes tahun 2022, Tingkat Kemiskinan Ekstrem dan Prevalensi Stunting di Kalimantan Tengah sebagai berikut:
- Murung Raya dengan tingkat kemiskinan Ekstrem 1,56% dan stunting 40,9%.
- Barito Utara dengan tingkat kemiskinan Ekstrem 1,64% dan stunting 19,6%.
- Barito Selatan dengan tingkat kemiskinan Ekstrem 0,39% dan stunting 25,6%.
- Palangka Raya dengan tingkat kemiskinan Ekstrem 1,31% dan stunting 27,8%.
- Barito Timur dengan tingkat kemiskinan Ekstrem 1,5% dan stunting 26,9%.
- Kapuas dengan tingkat kemiskinan Ekstrem 0,98% dan stunting 20,1%.
- Pulang Pisau dengan tingkat kemiskinan Ekstrem 0,78% dan stunting 31,6%.
- Gunung Mas dengan tingkat kemiskinan Ekstrem 1,26% dan stunting 19,9%.
- Kotawaringin Timur dengan tingkat kemiskinan Ekstrem 1,79% dan stunting 27,9%.
- Katingan dengan tingkat kemiskinan Ekstrem 0,23% dan stunting 29,9%.
- Lamandau dengan tingkat kemiskinan Ekstrem 0,27% dan stunting 25,5%.
- Seruyan dengan tingkat kemiskinan Ekstrem 1,98% dan stunting 34,7%.
- Kotawaringin Barat dengan tingkat kemiskinan Ekstrem 0,5% dan stunting 21,1%.
- Sukamara dengan tingkat kemiskinan Ekstrem 0,56% dan stunting 21,8%.
Berdasarkan data tersebut, Kabupaten Seruyan merupakan kabupaten dengan tingkat kemiskinan ekstrem tertinggi di Provinsi Kalimantan Tnegah, yaitu 1,98%. Sedangkan Kabupaten Murung Raya merupakan kabupaten dengan tingkat prevalensi stunting tertinggi yaitu 40,9%.
Sementara Sekda Kalteng, H. Nuryakin dalam paparannya menyampaikan tentang kondisi dan arah kebijakan percepatan penurunan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem di Kalimantan Tengah.
Pada tahun 2022 Provinsi Kalimantan Tengah berhasil menurunkan angka stunting sebesar 26,9%, turun 0,5 poin dari tahun sebelumnya. Dan penurunan prevalensi stunting masih jauh dari kondisi yang diharapkan. “Dari 117.091 keluarga sasaran yang mempunyai ibu hamil, baduta, dan balita terdapat 59.669 keluarga yang beresiko stunting. Dari 59.669 keluarga berisiko terdapat 22.639 keluarga yang mempunyai jamban tidak layak dan 23.028 keluarga yang memiliki akses air minum utama tidak layak.” terang Sekda.
Dari jumlah keluarga sasaran berisiko stunting memperoleh pendampingan oleh Tim pendamping keluarga di Provinsi Kalimantan tengah sebanyak 78.943 (67,4%). Hal ini masih belum maksimalnya kegiatan pendampingan dilakukan, karena itu harus ada penguatan dan tambahan dukungan operasional bagi para tenaga lini lapangan (TPK) untuk melakukan pendampingan.
Kemudian beralih pada angka kemiskinan ekstrem di Provinsi Kalimantan Tengah, berdasarkan Kepmenko bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI No. 25 tahun 2022 tentang kabupaten/kota prioritas percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem tahun 2022-2024, seluruh kab/kota provinsi Kalimantan Tengah tidak ada yang masuk dalam kategori prioritas penanganan, sehingga hanya masuk di kategori perluasan penanganan.
Dalam menangani kondisi tersebut pemerintah provinsi memfokuskan pada data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) yang digunakan untuk menargetkan penanganan kemiskinan penduduk secara tepat sasaran melalui program-program pemerintah yang sudah direncanakan.