
SAMPIT, KALTENGTERKINI.CO.ID – Untuk mewujudkan generasi muda yang berpendidikan, berakhlak, memiliki skill dan pengetahuan diperlukan komitmen bersama untuk mewujudkan hal tersebut salah satunya melalui disiplin sekolah, disiplin waktu dan disiplin dalam menerapkan aturan sekolah.
Sebab hanya dengan demikian anak usia sekolah yang terbiasa terdidik disiplin sejak dini akan mematuhi aturan sekolah yang berlaku, diharapkan dengan disiplin dan tekad yang tinggi untuk sekolah tentunya akan menghasilkan output yang cerdas,berbudi pekerti yang baik dan berprestasi.
Anggota Komisi III DPRD Kotim, Riskon Fabiansyah menekankan agar di Kotim ini jangan sampai ada pelajar yang putus sekolah. Dia juga mempertanyakan masih ada anak usia sekolah bebas berada dijalanan saat jam-jam sekolah.
Pemerintah daerah harus memperhatikan hal tersebut dan penting untuk menelusuri keberadaan anak-anak yang tidak bersekolah tersebut. Apalagi dijenjang pendidikan dasar, pasalnya pemerintah daerah sudah menggratiskan pendidikan wajib belajar 9 Tahun.
“Kalau sudah jenjang SD dan SMP itu jangan ada yang putus sekolah, karena sudah ditangani dan dibiayai pemerintah daerah sepenuhnya“, kata Riskon.
Riskon mengakui saat ini memang program berjalan masih sebatas wajib belajar 9 tahun dari Pemerintah Kabupaten Kotim, namun tidak menutup kemungkinan jadi 12 tahun meski status pengelolaan SMA/ SMK ditangan pemerintah provinsi.
“Bagi saya pendidikan ini seharusnya memang harus diutamakan, karena salah satu sumber persoalan di bangsa ini adalah kemiskinan dan kemiskinan ini berawal dari pendidikan,” tegasnya. Selasa (14/02/2023).
Dia juga menyarankan kepada mereka yang tahun ini lulus dari jenjang SMA, bisa memanfaatkan fasilitas Balai Latihan kerja (BLK). Disitu ( BLK ) para calon pencari kerja akan dibekali keterampilan dan keahlian untuk memasuki dunia kerja. Sehingga ketika terjun ke masyarakat sudah memiliki keterampilan khusus yang bisa diandalkan.
”Manfaatkan program itu untuk mendapatkan pekerjaan di masyarakat dan upayakan sebelum terjun ke dunia kerja sudah punya kemampuan dibidang tertentu“, tandasnya.
Dirinya menekankan keahlian dan kecakapan adalah hal yang mutlak saat ini dimiliki. Sementara bagi yang tidak ada kecakapan maka hanya akan jadi buruh biasa.