
PALANGKA RAYA, KALTENGTERKINI.CO.ID – Peran ibu di sebuah keluarga bukan saja hanya melahirkan, membesarkan, mengasuh dan merawat, namun ibu bisa memiliki multi ( banyak) peran salah satunya yang sangat penting yakni sebagai penolong keluarga dalam hal ini ibu bisa menjadi sebagai tulang punggung keluarga, orang tua dan sekaligus tenaga pendidik layaknya seorang guru bagi anak-anaknya untuk mengajar, melatih dan membentuk karakter sang anak.Ibu juga memiliki tanggung jawab yang besar dalam mencerdaskan keluarga.
Keluarga merupakan lembaga pendidikan informal yang memiliki peran paling penting dalam pengembangan literasi karena keluarga, terutama ibu, adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya yang akan sangat berpengaruh terhadap perilaku perkembangan anak tersebut dalam berliterasi. Berkaca pada kepentingan itulah, Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah (BBPKT) mengadakan Gelar Wicara dengan Topik Semangat Literasi dari Keluarga.
Gelar Wicara berlangsung secara hybird, bertempat di Hotel Aquarius Palangka Raya, Selasa (7/2/2023). Kegiatan dibuka langsung oleh Kepala BBKT Muhammmad Muis.
Hadir sebagai narasumber pada kegiatan gelar wicara secara hybird tersebut, Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispursip) Provinsi Kalimantan Tengah, Nunu Andriani yang dalam hal ini diwakili Kepala Bidang Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Gemar Membaca Elahni Hajati dan Ketua Darma Wanita Persatuan (DWP) Kemdikbudristek Teti Aminudin Aziz.
Adapun para peserta diikuti oleh Guru-guru Sekolah, Pegiat literasi dan unsur DWP Instansi dibawah koordinasi Kemendikbudristek Provinsi Kalteng serta diikuti secara daring dari berbagai daerah di Indonesia.
Elahni Hajati dalam paparannya menyampaikan, bahwa Dispursip Kalteng saat ini sudah berusaha keras dalam berbagai program dan kegiatannya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dengan membawa Perpustakaan mewujudkan lima fungsi perpustakaan yaitu Pendidikan, Penelitian, Informasi, Pelestarian dan Rekreasi.
“Perpustakaan berbasis inklusi sosial dalam dua tahun terakhir ini sedang digiatkan, yaitu memberdayakan berbagai komunitas, termasuk ibu-ibu dalam keluarga untuk mendapatkan informasi keterampilan yang pada gilirannya menuju kesejahteraan,” terang Elahni saat menyampaikan paparan Nunu Andriani.
Sementara itu, Teti Aminudin Aziz menegaskan dalam materinya, keluarga adalah pintu awal literasi anak berkembang. Budaya baca harus dimulai sejak dini dari keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah yang didukung juga oleh fasilitas perpustakaan untuk meningkatkan minat baca. Dirinya berharap para peserta terutama ibu-ibu untuk tetap memberi semangat literasi ( membaca) pada anak dengan berorientasi pada perkembangan anak, berpusat pada anak itu sendiri dan menggunakan berbagai media, sumber belajar untuk mendidik anak sejak dini.
“Tentu saja perpustakaan berkontribusi besar dalam membangun masyarakat berpengetahuan untuk menumbuhkan tradisi dan budaya baca di dalam masyarakat,” tandasnya.