
PALANGKA RAYA, KALTENGTERKINI.CO.ID – Pemerintah Provinsi Kalteng menggelar rapat Evaluasi Pengendalian Inflasi, rapat ini dipimpin Asisten Gubernur bidang Ekonomi dan Pembangunan (Ekobang), Leonard S. Ampung serta dihadiri Karo Ekonomi Said Salim,serta Kadis TPHP, Sunarti di ruang Bajakah, Jumat (3/2/2023).
Asisten Ekobang Leonard S. Ampung mengatakan, Pemerintah Provinsi Kalteng berhasil menekan angka inflasi menjadi turun,
Namun demikian, Pemprov Kalteng akan mengantisipasi pasokan beras yang menjadi sorotan dalam kenaikan pangan ini, yaitu dengan mengandalkan panen raya di bulan Maret.
Hasil dari panen raya tidak diborong ke luar daerah, tapi tetap diproduksi di Kalteng dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, ujarnya.
Menurutnya, langkah-langkah yang sudah diarahkan dari pemerintah pusat seperti pasar murah yang hadir setiap bulan, bazar, operasi pasar, dan subsidi yang sudah dilakukan secara masif.
Pemprov Kalteng juga berupaya mejaga pasokan pangan agar tersedia dan cukup, salah satunya dengan kerjasama dari pemprov lain, namun tetap menjaga harga yang terjangkau,
Kemudian masalah distribusi pangan, harus dilakukan secara merata agar tidak memacu inflasi. Pemprov Kalteng juga terus bersinergi untuk mengambil langkah-langkah strategis dalam menjaga ketersediaan stok pangan menghadapi bulan Ramadhan dan Hari Raya, serta melakukan operasi pasar sebelum Ramadhan dan Hari Raya, serta pasar murah akan terus hadir untuk masyarakat di setiap bulan.
“Kita bersyukur andil Deflasi juga menjadi hal yang harus diperhatikan, jangan sampai lengah menjadi penyumbang inflasi nantinya, seperti daging ayam ras dan juga ikan gabus, ikan patin, ikan kapar penyumbang deflasi. Dan kalau memungkinkan kerjasama antar daerah dengan beberapa provinsi bisa dilakukan” tutur Leo.
Dikitip dari laman mmc.kalteng.go.id bahwa berdasarkan data hasil rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalteng, Inflasi Kalteng pada Januari 2023 secara gabungan antara Kota Palangka Raya dan Sampit sebesar 0,13%, secara y – on – y turun dari 5,98% menjadi 5,81%.
Di Palangka Raya sebesar 0,13% dan di Sampit 0,11%, bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya tahun 2022 memang cukup tinggi mencapai 0,62% dan sekarang tinggal 0,13% walaupun masih tinggi bila dibandingkan tahun 2021. (Ceta D. Cahyo)