Angka Prevalensi Stunting di Kalteng Turun Signifikan, Tahun 2024 Ditargetkan Turun 15,38 persen

Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Prov. Kalteng Dadi Ahmad Roswandi menyerahkan Data Keluarga Berisiko Stunting di Kalteng kepada Sahli Gubernur Kalteng Bidang KSDM Suhaemi. (foto/mmckalteng/red)

PALANGKA RAYA, KALTENGTERKINI.CO.ID – Dalam rangka menciptakan masyarakat sehat dan sejahtera melalui program kesehatan yakni yang tengah gencar di sosialisasikan Pemerintah melalui program pencegahan dan Penanganan Kasus Stunting pada anak di Kalteng, seperti kita ketahui bahwa Stunting sendiri menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) adalah adanya gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan gizi buruk, terserang infeksi yang berulang, maupun stimulasi psikososial yang tidak memadai karena di Kalteng masih di atas angka standar yang ditetapkan WHO maka pemerintah provinsi terus mensosialisasikan dan gencar dalam memberikan pemahaman terhadap orang tua serta masyarakat luas.

Staf Ahli (Sahli) Gubernur Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia (KSDM) Suhaemi mewakili Sekretaris Daerah Provinsi Kalteng membuka kegiatan Rekonsiliasi dan Diseminasi Data Kasus Stunting dan Keluarga Berisiko Stunting Provinsi Kalteng Tahun Anggaran 2022, di Swiss-Belhotel Danum Palangka Raya, Kamis (8/12/2022).

Suhaemi mengatakan berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan setiap lima tahun sekali, angka prevalensi stunting di Kalteng, trendnya terus mengalami penurunan yaitu 41,3 persen pada tahun 2013 dan 34 persen pada tahun 2018. Kemudian, dari hasil Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019 sebesar 32,3 persen, sedangkan pada tahun 2021, angka prevalensi stunting di Kalteng yaitu sebesar 27,4 persen.

“Kita berharap hasil SSGBI tahun 2022 angka prevalensi stunting di Kalimantan Tengah bisa mencapai minimal 23,24 persen, sehingga target penurunan stunting sebesar 15,38 persen di tahun 2024 dapat tercapai,” ucapnya.

Walaupun dari tahun ke tahun angka prevalensi stunting di Kalteng mengalami penurunan, menurut Suhaemi angka ini masih berada di atas angka standar yang ditoleransi oleh WHO, yaitu di bawah angka 20 persen, dan masih berada di atas angka nasional yaitu 24,4 persen.

“Saya mengimbau kepada seluruh instansi dan mitra terkait, agar dapat bersinergi dan bekerja sama di dalam wadah yang telah dibentuk oleh Bapak Gubernur yaitu Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Kalimantan Tengah,” imbuhnya.

Sementara itu, Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalteng Dadi Ahmad Roswandi menyampaikan dalam laporannya bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menyebarluaskan hasil verifikasi faktual pendataan keluarga tahun 2021 (data keluarga berisiko stunting) kepada Pemerintah daerah, pemangku kepentingan dan mitra BKKBN, sebagai bahan referensi dan data pendukung dalam melaksanakan intervensi program dan kegiatan yang berkaitan dengan pencegahan dan percepatan penurunan stunting di Provinsi Kalteng.

Pada kesempatan tersebut, Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalteng Dadi Ahmad Roswandi menyerahkan Data Keluarga Berisiko Stunting di Kalteng kepada Sahli Gubernur Kalteng Bidang KSDM Suhaemi.

Turut hadir Kepala Instansi Vertikal dan Kepala Perangkat Daerah Provinsi Kalteng terkait, Satgas TPPS Provinsi Kalteng, perwakilan unsur Forkopimda, Akademisi, Organisasi Keagamaan, Organisasi Profesi dan undangan Lainnya

EDITOR:Hendra. C


SUMBER:Dinas Kominfosantik Provinsi Kalteng