Gubernur Selalu Siap dan Terbuka Mendengarkan dan Berdialog Dengan Masyarakat dan Mahasiswa

PALANGKA RAYA, KALTENGTERKINI.CO.ID – Gubernur Kalimantan Tengah, H. Sugianto Sabran menyatakan selalu siap dan terbuka untuk mendengarkan dan berdialog dengan masyarakat Kalimantan Tengah, termasuk kalangan mahasiswa untuk turut membangun Provinsi Kalimantan Tengah ini.
Hal ini ditegaskan Gubernur, terkait aksi gabungan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Merdeka (GERAM) yang menggelarkan aksi orasi di halaman kantor gubernur, Senin (14/11/2022) lalu, hingga sempat berujung ricuh lantaran ketidakpuasan para mahasiwa, sehinngga mewacanakan konsolidasi akbar jilid IV.
Sebagaimana yang diberitakan di berbagai media, insiden yang terjadi antara aparat Polisi Pamong Praja (Pol PP) Provinsi Kalimantan Tengah, dipicu karena ada upaya sebagian kelompok untuk menurunkan bendera negara sang Merah Putih menjadi setengah tiang.
Hal tersebut memacu reaksi aparat Pol PP yang bertugas untuk menjaga kehormatan salah satu simbol negara, terlebih bendera Negara NKRI tengah berkibar di objek vital Pemerintah Provinsi Kalteng di Kantor Gubernur Proovinsi Kalteng.
Terlebih ketentuan penggunaan termasuk penaikan dan penurunan bendera negara diatur secara jelas dalam Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun 2009, tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.
Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari lapangan, sebelum insiden terjadi Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dalam hal ini Gubernur H. Sugianto Sabran telah memerintahkan biro terkait untuk mempersiapkan Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalimantan Tengah, sebagai tempat dilog terbuka dengan pihak GERAM.
Namun, pihak GERAM menolak untuk berdialog dalam ruangan, sehingga hal tersebut membuat Gubernur Kalimantan Tengah pun rela turun ke lapangan untuk menemui massa, namun sekali lagi pihak GERAM tidak bersedia memanfaat peluang itu dengan baik.
Dalam keterangan Rilisnya yang disampiakan melalui Dinas Kominfosantik Provinsi Kalteng, Selasa (15/11/2022) Gubernur Kalimantan Tengah, H. Sugianto Sabran mengatakan dirinya sangat terbuka secara luas untuk ruang dialog dengan masyarakat, termasuk mahasiswa yang tergabung dalam GERAM.
“Terkait dengan aksi ade-ade mahasiswa dengan tema Evaluasi Kinerja Gubernur dan Wakil Gubernur Kalteng, saya sangat memahaminya. Tentunya dengan harapan bahwa ade-ade mahasiswa ini juga membawa data-data sebagai bahan evaluasi kinerja kami selaku Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah. Makanya saya siap dan terbuka untuk berdialog di tempat yang tepat, buka dijalan seperti ini”, tegasnya.
Gubernur juga menyebutkan bahwa dirinya dan Wakil Gubernur tentu tidak akan mampu memuaskan semua pihak dalam membangun Kalimantan Tengah, apalagi membangun sebuah wilayah yang merupakan provinsi terluas di Indonesia.
“Intinya kami siap menerima masukan maupun kritik yang bersifat konstruktif dalam kerangka bersama membangun Kalimantan Tengah, maka forum yang tepat adalah forum dialog. Dalam dialog tersebut kami pun berkesempatan untuk menjelaskan apa yang telah, sedang dan akan dilakukan, berikut tantangan dan hambatannya. Masukan-masukan tersebut sangat penting didapat dari kaum intelektual mahasiswa” terang Gubernur.
Terkait rencana konsolidasi akbar jilid IV, Sugianto juga menilai bahwa hak untuk menyampaikan pendapat di negara demokrasi ini dijamin dan dilindungi oleh undang-undang. Namun kata dia, alangkah baik dan bijak jika disalurkan melalui mekanisme yang benar dan damai tanpa menimbulkan kekisruhan.
Gubernur memastikan, bahwa ruang dialog ia buka lebar-lebar untuk berdiskusi bagaimana membangun Kalimantan Tengah ini lebih baik dan bermartabat.
“Setiap saat saya menyediakan ruang dialog, Gubernur adalah pelayan rakyat, tugasnya adalah menyerap aspirasi, mendengar dan melihat langsung setiap denyut kehidupan rakyatnya, selanjutnya bagaimana membuat langkah-langkah dan kebijakan yang berpihak pada rakyat, tentu dengan dukungan semua unsur dan elemen masyarakat, termasuk kaum intelektual kampus”, terang Gubernur.