
PALANGKA RAYA, KALTENGTERKINI.CO.ID – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menyiapkan langkah strategis dalam rangka menjaga stabilitas harga dan ketersediaan barang menjelang menjelang Idul Adha yang jatuh pada bulan Juli 2022 mendatang.
Hal tersebut disampaikan Sekda Provinsi Kalteng, H. Nuryakin dalam kegiatannya membuka High Level Meeting (HLM) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kalteng yang dilaksanakan di hotel Bahalap, Palangka Raya, Senin (27/6/2022).
“High Level Meeting ini ada untuk merespon perkembangan inflasi global yang terjadi di tengah pemulihan ekonomi domestik yang masih berlangsung. Selain itu, adanya isu domestik seperti meningkatnya mobilitas, timbulnya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan kenaikan beberapa harga pangan utamanya menjelang perayaan Hari Raya Idul Adha Tahun 2022,” ucap Nuryakin.
Dia menambahkan bahwa perayaan Hari Raya Idul Adha pada tahun ini meskipun masih di tengah situasi pandemi COVID-19,
namun kebijakan protokol perjalanan dan penyelenggaraan kegiatan lebih longgar dibandingkan 2 tahun sebelumnya,
sejalan dengan terus melandainya kasus Covid-19.
Sementara itu berdasarkan rilis BPS Kalimantan Tengah, inflasi pada Mei 2022 tercatat sebesar 5,74% (year on year), dan telah berada di atas sasaran inflasi nasional 3±1%. Sumbangsih inflasi sepanjang tahun 2022 utamanya berasal dari komoditas yang diatur pemerintah seperti bahan bakar
rumah tangga, bensin dan angkutan udara sebagai dampak meningkatnya harga energi dunia.
Selain itu, komoditas makanan seperti minyak goreng, kue kering berminyak, daging ayam ras, beras dan bawang merah juga turut menjadi penyumbang inflasi sepanjang tahun 2022. Bahkan terakhir berdasarkan pemantauan di pasar tradisional harga daging sapi
menjelang Hari Raya Idul Adha telah mencapai Rp150ribu sebagai dampak adanya penyebaran penyakit mulut dan
kuku.
“Menyikapi kondisi tersebut, kita selaku Tim
Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan seluruh komponen yang ada di Kalimantan Tengah tentunya harus melakukan
berbagai langkah sinergis, responsif dan tepat sasaran dalam menyikapi potensi inflasi di Kalimantan Tengah, khususnya bahan pokok,” lanjut Nuryakin.
Sehingga pihaknya berharap, perkembangan harga komoditas bahan pokok di daerah dan strategi serta upaya yang telah dan akan dilakukan oleh masing-masing TPID.
Selain itu TPID bersama SOPD dan instansi terkait agar terus melakukan upaya pemantauan secara berkala terhadap kecukupan stok barang kebutuhan pokok
dan melakukan upaya stabilisasi melalui operasi pasar bekerjasama dengan Bulog, Distributor, pedagang besar dan petani/ peternak pada masing-masing daerah.
“Khusus untuk komoditas sapi, diharapkan adanya upaya dari instansi terkait untuk dapat meredam kenaikan harga di
tengah kebijakan karantina akibat adanya PMK, termasuk opsi untuk melakukan kerjasama dengan daerah lain,” tegas Nuryakin.
Selanjutnya TPID dan OPD terkait diharapkan dapat mengembangkan sentra produksi komoditas tertentu yang bergejolak, seperti bawang merah agar sedapat mungkin dikembangkan di wilayah Kalteng sehingga mengurangi pasokan dari luar wilayah.
Selanjutnya OPD dan instansi terkait di Kalteng agar dapat melakukan kajian menyeluruh terhadap dampak atau konsekuensi atas kebijakan dalam menaikan tarif jasa layanan publik yang berada dalam kewenangannya sehingga tidak mendorong peningkatan inflasi lebih lanjut.
Serta secara bersama-sama agar terus melakukan komunikasi yang efektif dan mengimbau kepada masyarakat untuk berbelanja secara bijak sehingga
ekspektasi masyarakat dan pelaku usaha terkait kenaikan inflasi dapat terkendali dengan baik.
Sementara itu, Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) H. Halikinnor yang juga menyampaikan presentasi dalam kegiatan tersebut, saat diwawancarai mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya dalam rangka mengantisipasi terjadinya inflasi.
“Salah satunya kita secara berkala melakukan operasi pasar, untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan barang kebutuhan bahan pokok khususnya,” ucapnya.
Selain itu, pihaknya juga mendorong masyarakat untuk mengelola lahan dan pekarangan dengan menanam tanaman pangan holtikultura. Serta menyediakan alat-alat berat kepada masyarakat yang ingin membuka lahan pertanian khususnya di Kotim.