Waspada Informasi Hoaks, Jangan Mudah Percaya dan Teliti Dulu

Agus Siswadi

PALANGKA RAYA, KALTENGTERKINI.CO.ID – Masyarakat terus diimbau dan diberi edikasi agar tidak mudah percaya terhadap berita atau informasi hoaks yang belum tentu kebenarannya.

Jangan mudah percaya, cermati atau teliti terlebih dulu informasi tersebut apakah benar atau tidak, sehingga masyarakat tidak disesatkan dengan informasi yang belum tentu kebenarannya. Informasi hoaks itu memanipulasi sesuatu yang salah, tetapi dibuat seperti benar lalu dijual.

Informasi hoaks itu seakan menyerupai kebenarannya, ungkap Plt. Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik (DiskominfoSantik) Provinsi Kalimantan Tengah, Agus Siswadi, Sabtu (8/1/2022).

Menurutnya, salah satu contoh informasi hoaks yaitu web informasi penerimaan tenaga kerja, di web tersebut terlihat mirip seperti web Dinas Ketenagakerjaan, tetapi nomor informasinya berbeda.

“Kalau ada istilah imun terhadap Covid-19, dan seharusnya masyarakat juga imun terhadap informasi hoaks. Selain itu, kita tidak kurang untuk memberikan edukasi dan literasi kepada masyarakat terkait hal tersebut,” ucapnya.

Agus menambahkan, bukan hanya masyarakat saja yang termakan informasi hoaks, tapi penjabat juga ada yang termakan informasi hoaks tersebut.

Bahkan cenderung membagikan informasi hoaks tersebut sebagai sebuah prestasi dan seakan dirinya lebih awal tahu, padahal belum tentu kebenarannya.

Kementerian Kominfo setiap hari mengeluarkan daftar hoaks dan masyarakat bisa melihat langsung di web Kementerian Kominfo, untuk melihat kebenarannya.

Selain itu, meme (sebuah gambar yang disertai dengan narasi-narasi lucu), misalkan terkait vaksin, yang katanya bisa memperpanjang alat vital, padahal itu sebenarnya hanya meme. Tapi bagi masyarakat ada yang mempercayainya akan menjadi kacau, karena tidak semua masyarakat dalam menangkap sebuah narasi itu sama.

Dijelaskannya, setiap hoaks itu pasti ada sumbernya, sehingga paling mudah untuk menangani informasi hoaks tersebut dengan cara konfirmasi secara langsung kepada dinas terkait, atau Dinas Kominfo setempat untuk mengklarifikasi hal tersebut.

“Hoaks ini kejahatan di dunia maya yang luar biasa, karena informasi hoaks itu tidak seperti membuat berita, dimana kalau membuat berita itu harus mencari faktual dan gambar yang benar,” jelasnya.

Ia mencontohkan, beberapa waktu lalu, informasi hoaks terkait demo tenaga kontrak keluar, dimana dalam gambar tersebut spanduknya jelas tertulis tahun 2018, dan beredar di WhatsApp seakan-akan itu demo yang terjadi saat ini dan tidak tanggung-tanggung penjabat juga mengedarkannya.

Artinya saking tidak ada ketelitian terhadap sesuatu itu sangat rawan.

Padahal kalau gambarnya di zoom terlihat spanduknya tahun 2018, akan tetapi diedarkan.

Artinya, jangankan meneliti kebenaran sebuah informasi, objek yang dilihat saja hampir tidak ada ketelitian, sehingga hal ini menunjukan bahwa, masyarakat belum imun terhadap informasi hoaks.

“Sehingga seakan-akan membagikan informasi hoaks tersebut sebagai sebuah prestasi dan seakan dirinya lebih awal tahu, padahal belum tentu kebenarannya”, ucapnya meningatkan.

EDITOR:Heryanto


SUMBER:Huma Betang