PALANGKA RAYA, KALTENGTERKINI.CO.ID – Ketua Komisi B DPRD Kota Palangka Raya, Nenie A. Lambung menyarankan masyarakat Kota Palangka Raya khususnya para pelaku usaha perikanan, agar bisa mengembangkan budidaya ikan dengan menggunakan metode bioflok.
Menurutnya, dengan melihat tipologi Kota Palangka Raya yang memiliki perairan umum seluas 515,8 km persegi, danau seluas 13,63 km persegi, rawa seluas 400,03 km persegi serta turut dialiri 3 sungai besar, tentu menjadi salah satu keuntungan dari segi sumber daya alam (SDA).
“Dari SDA saja sudah terlihat potensi perikanan yang cukup mumpuni, terlebih di kota ini juga di topang oleh sebanyak 103 danau di 22 kelurahan, sehingga semakin menguatkan bahwa budidaya ikan di Kota Palangka Raya cukup bagus dengan metode bioflok,” kata Nenie, Jumat (8/1/2022).
Lebih lanjut srikandi PDI Perjuangan Kota Palangka Raya ini mengungkapkan, budidaya ikan bioflok ini selain pengaplikasiannya mudah dan fleksibel dimana saja bisa, disisi lain perawatannya lebih mudah apabila dibandingkan dengan budidaya ikan secara konvensional di kolam atau tambak.
“Sektor perikanan sudah saatnya dilirik oleh masyarakat. Melalui metode bioflok, selain mudah pemasarannya juga cukup menjanjikan,” tukasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan Kota Palangka Raya, Indriarti Ritadewi menilai budidaya ikan dengan metode bioflok lebih produktif dan efisien dibandingkan cara budidaya metode lainnya.
“Budidaya ikan dengan metode bioflok saat ini tengah popular di masyarakat. Dengan memanfaatkan bakteri, metode ini menawarkan banyak keunggulan. Bakteri probiotik sebagai pengurai limbah dapat meningkatkan kualitas air dalam kolam terpal,” bebernya.
Metode ini dikatakan Indri merupakan teknologi yang memicu peningkatan produktivitas perikanan budidaya secara otomatis, juga menghadirkan peluang untuk keterlibatan masyarakat lebih jauh.