Webinar “Nasib Food Estate di Kalteng”. Wagub : Kehadiran Food Estate Turut Sejahterakan Masyarakat, Khususnya Pengelolaan Lahan Pertanian

PALANGKA RAYA, KALTENGTERKINI.CO.ID – Wakil Gubernur Kalteng H. Edy Pratowo menghadiri Launching TribunKalteng.com. Acara ini dihadiri secara virtual dari Ruang Rapat Wagub Kalteng, Senin (27/9/2021).
Launching virtual TribunKalteng.com dilanjutkan dengan webinar bertema “Nasib Food Estate di Kalimantan Tengah di Tengah Pandemi Covid-19”. TribunKalteng.com merupakan portal ke-57 yang dikelola Tribun Network Kompas Gramedia.
Kegiatan ini dihadiri secara virtual Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dan Menko Perekonomian serta Menteri LHK diwakili Pejabat Eselon 1.
Pada kesempatan tersebut, Wagub H. Edy Pratowo memaparkan terkait peran dari Pemprov Kalteng sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk mensukseskan program food estate sebagai ketahanan pangan di Kalteng.
Food estate merupakan rencana Pemerintah Pusat dan menjadi salah satu dari program strategis nasional (PSN) tahun 2020 – 2024 dibawah kendali dan pengawasan langsung dari Presiden Republik Indonesia (RI) H. Joko Widodo.
PSN Food Estate berada di Kabupaten Pulang Pisau dan Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalteng seluas ±165.000 Hektar (Ha).

H. Edy Pratowo menyampaikan pada prinsipnya Kalteng sangat berterimakasih dengan adanya program PSN ini.
Luas wilayah Kalteng mencapai 153.564 kilometer persegi atau
1,5 kali luas Pulau Jawa dengan penduduk sekitar 2,76 juta jiwa dan merupakan Pulau terbesar dan terluas di Indonesia kedua, tentunya ini sangat berharap sekali aspek pembangunan, aspek kemajuan dan juga aspek perekonomian bisa ditingkatkan melalui program-program pembangunan yang dilaksanakan baik itu Pemprov Kalteng maupun dukungan dari Pemerintah Pusat.
“Ini berawal ketika Tahun 2017, Bapak Gubernur H. Sugianto Sabran menyampaikan paparan pada Sidang Kabinet di Istana Negara dihadapan Bapak Presiden Joko Widodo tentang program nasional yang ditawarkan di Kalteng. Kita mengetahui Kalteng ini dulunya pada tahun 1995 dikenal dengan program lahan gambut 1 juta hektar.
Program lahan 1 juta hektar ini memang tidak berlanjut sehingga ini meninggalkan lahan-lahan yang sudah terbuka, lahan-lahan yang sudah digarap termasuk dengan adanya penempatan warga transmigrasi baik penduduk kita asli maupun wilayah pendatang.
Oleh karenanya, seiring dengan bertambahnya tahun ke tahun, kondisi lahan ini tentu harus ditingkatkan, disentuh kembali, sangat sayang sekali lahan yang sudah terbuka ditinggalkan begitu saja terutama dalam rangka untuk peningkatkan sektor pertanian padi dan sektor-sektor lainnya”, ucap Edy.
“Lahan kita adalah lahan rawa, berbeda dengan lahan di Pulau Jawa, tetapi Kalteng memiliki potensi yang luar biasa untuk pengembangan padi dalam arti luas termasuk kegiatan tanaman hortikultura, palawija, peternakan dan sebagainya”, imbuhnya.
Lebih lanjut Edy menyampaikan bahwa 80% penduduk Kalteng adalah bergerak di usaha pertanian.
“Oleh karenanya saya kira kehadiran program PSN berupa food estate di Kalteng merupakan jawaban, keinginan kita semua. Satu, bahwa kita menghendaki agar masyarakat Kalteng betul-betul sejahtera dibidang perekonomian khususnya dalam rangka untuk mengelola lahan pertanian.
Kedua, pada akhirnya memberikan kesejahteraan dan mata pencaharian yang lebih baik khususnya untuk membuka peluang usaha bagi lapangan kerja baru”, tandas Edy.
Edy juga menjelaskan di dalam peran Pemprov Kalteng terkait dengan food estate di Kalteng, pihaknya menyambut baik sekali program tersebut. Kehadiran program PSN yakni food estate menjawab peluang bagi Kalteng untuk membangun wilayah Kalteng agar lebih baik lagi.
“Dari program food estate ini akan mendapatkan pembangunan dari sisi infrastruktur bisa terbangun dengan baik, baik itu pembangunan jalan, jembatan, sarana permukiman dan sebagaimanya. Selain itu, perbaikan tata air, yang dulunya belum terjamah dengan baik, sekarang dilakukan perbaikan-perbaikan irigasi menuju kearah untuk peningkatan produksi hasil pertanian di masa yang akan datang”, pungkasnya.
Terakhir disampaikan program Food Estate tidak hanya bicara soal padi, jagung dan kedelai, tetapi terbagi dalam beberapa klaster yang akan dikembangkan seperti buah-buahan, sayur-sayuran, hortikultura dan peternakan modern terintegrasi.
Hal yang paling penting adalah sistem terpadu yang akan memfasilitasi semua pihak yang terlibat dalam pengembangan program tersebut dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan, pengembangan dan pemeliharaan agar tepat guna secara berkelanjutan. (mmc/okta)