Kalteng TerkiniKalteng Terkini
  • Home
  • Tentang
    • Tentang Kami
    • KODE ETIK PERUSAHAAN PERS
    • SOP PERLINDUNGAN WARTAWAN
    • Pedoman Media Siber
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Advetorial
  • Daerah
    • Buntok
    • Gunung Mas
    • Kasongan
    • Kuala Kapuas
    • Kuala Pembuang
    • Lamandau
    • Muara Teweh
    • Nanga Bulik
    • Palangkaraya
    • Pangkalan Bun
    • Pulang Pisau
    • Puruk Cahu
    • Sampit
    • Sukamara
    • Tamiang Layang
  • Opini
  • Eksekutif
    • Pemerintah Provinsi Kalteng
    • Pemerintah Kabupaten Gunung Mas
    • Pemerintah Kota Palangkaraya
    • Pemerintah Kabupaten Murung Raya
    • Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur
    • Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau
  • Legislatif
    • DPRD Gunung Mas
    • DPRD Kabupaten Barito utara
    • DPRD Kota Palangka Raya
    • DPRD Kabupaten Murung Raya
    • DPRD kabupaten Pulang Pisau
    • DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur
  • Hukum dan Kriminal
  • Nasional
  • Renungan
Font ResizerAa
Kalteng TerkiniKalteng Terkini
Font ResizerAa
  • Home
  • Tentang
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Advetorial
  • Daerah
  • Opini
  • Eksekutif
  • Legislatif
  • Hukum dan Kriminal
  • Nasional
  • Renungan
  • Home
  • Tentang
    • Tentang Kami
    • KODE ETIK PERUSAHAAN PERS
    • SOP PERLINDUNGAN WARTAWAN
    • Pedoman Media Siber
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Advetorial
  • Daerah
    • Buntok
    • Gunung Mas
    • Kasongan
    • Kuala Kapuas
    • Kuala Pembuang
    • Lamandau
    • Muara Teweh
    • Nanga Bulik
    • Palangkaraya
    • Pangkalan Bun
    • Pulang Pisau
    • Puruk Cahu
    • Sampit
    • Sukamara
    • Tamiang Layang
  • Opini
  • Eksekutif
    • Pemerintah Provinsi Kalteng
    • Pemerintah Kabupaten Gunung Mas
    • Pemerintah Kota Palangkaraya
    • Pemerintah Kabupaten Murung Raya
    • Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur
    • Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau
  • Legislatif
    • DPRD Gunung Mas
    • DPRD Kabupaten Barito utara
    • DPRD Kota Palangka Raya
    • DPRD Kabupaten Murung Raya
    • DPRD kabupaten Pulang Pisau
    • DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur
  • Hukum dan Kriminal
  • Nasional
  • Renungan
Follow US
Nasional

Berkat Program Bakti Sosial SMSI, Warga Tidak Perlu BAB Ke Sawah lagi  

admin01
Published: February 7, 2021
Share
5 Min Read
Menteri Sosial, Tri Rismaharini dan rombongan meninjau MCK yang dibangun melalui Program Bhakti Sosial SMSI. (foto/istimewa)

SERANG, KALTENGTERKINI.CO.ID – “Dulu kalau mau buang air di sawah, pulang kalau mau ‘cebok’,” ujar Artanti sambil tertawa malu saat ditanya tempatnya dan keluarga buang air besar ketika rumah mereka di Kampung Jaha, Desa Pagar Agung, Kecamatan Walantaka, Kota Serang, Banten belum memiliki MCK (mandi, cuci, kakus).

Artanti yang mengaku lahir dan dibesarkan di Kampung Jaha tersebut mengakui jika masyarakat di daerahnya memang banyak yang belum memiliki MCK, terutama kakus.

Sehingga tak heran, setiap mau buang air besar mereka selalu mengungsi mencari tempat pembuangan ke sawah terdekat.
Menurut Artanti, kondisi perekonomian keluarga mereka yang saat itu belum memungkinkan membuat MCK harus diterimanya dengan lapang dada.

Karena itu, rutinitas BAB ke sawah sudah bukan menjadi hal yang aneh. “Nggak bau kalau sudah biasa,” ujarnya tersenyum.
Menurut Artanti, saat hamil tua ia bahkan pernah BAB tengah malam ke sawah.

“Untuk penerangan, ya bawa senter lah sambil ditemani emak,” ujarnya. Agar tidak merasa takut, Artanti mengaku selalu membawa telepon genggam setiap BAB ke sawah sebagai hiburan selama BAB. Karena itulah, begitu keluarganya mendapatkan informasi mendapatkan bantuan MCK, ia mengaku keluarganya sangat bersyukur dan gembira.

“Waktu dengar dapat bantuan Alhamdulillah, udah gak harus ke sawah lagi”, ujarnya gembira.

Hal serupa juga disampaikan penerima bantuan MCK lainnya, Subika. Wanita berusia 50 tahun ini mengaku ia dan suaminya memang harus ke sawah setiap hendak buang air besar. “Di sawah sana buang air besarnya, jauh,” cetusnya.

Tapi, lokasi tempat pembuangan hajat yang dimaksud ternyata tempat yang terbuka, tanpa ada bilik pembatas. Karena itu, Subika mengaku harus mencari pohon sebagai tempat buang hajat agar tidak terlihat orang lain yang lewat. “Di balik pohon pinggir sawah kalau beraknya,” ujarnya sambil tertawa.

Kalau hajatnya tersebut hendak dilakukan malam hari, ia terpaksa harus membangunkan suaminya untuk menemani sambil bawa senter untuk penerangan. “Kalau lagi berak malam, bawa senter biar terang.”

Menurut Subika, ia dan suaminya sebenarnya berniat membuat WC sendiri, tapi karena tidak mempunyai uang rencana itu harus mereka kubur dalam-dalam.

“Wong Bapa gak kerja, cuma ngangon kerbau kakaknya makanya ga ada uang buat kakus. Kalau ngangon kerbau, kalau kerbaunya beranak dua nanti yang satu buat kami,” ujarnya.

Subika mengaku saat ini ia hanya tinggal bersama suaminya, sedangkan anak mereka sudah memisahkan diri di rumah lain karena sudah menikah.

Pekerjaan suaminya sebagai pengangon kerbau yang hasilnya baru didapat jika kerbaunya melahirkan membuat dirinya harus membantu perekonomian keluarga.

“Bapak ngangon kerbau, nanti kalau melahirkan kerbau dua, yang satu buat kami. Untuk sehari-hari, bapak bantu ‘nandur’ upahnya lima puluh ribu,” ujarnya.

Karena itulah ia mengaku sangat gembira, rumahnya dibantu dibuatkan MCK. “Terimakasih sudah dibantu. Kalau dulu kan harus ke sawah, sekarang sudah bisa di rumah aja,” ujar Subika ditemui di teras rumahnya, Sabtu (06/02).

Kegembiraan adanya bantuan MCK buat warga Kampung Jaha ternyata bukan hanya dirasakan para penerima bantuan saja.

Markani, warga yang sehari-hari bekerja sebagai petani dan tidak mendapatkan bantuan juga mengaku ikut gembira karena sawahnya yang biasa dijadikan tempat pembuangan hajat warga sekarang jadi bersih.

“Alhamdulillah sawah saya bersih jadinya, gak kotor kena ‘ini’ warga,” ujarnya tertawa.

Markani mengaku prihatin terhadap kondisi para tetangganya yang tidak mempunyai MCK sehingga harus buang air besar sembarangan.

“Sebenarnya kasihan melihat tetangga kalau belum punya WC, kalau buang ‘ini’ (red. BAB) sembarangan, jadi kelihatannya kagak enak, tapi gimana gitu,” ujarya.

Sebagai pemilik sawah, Markani mengaku setiap hari harus melapangkan dada setiap kali melihat kotoran manusia di sawahnya. “Saya pernah negor karena setiap hari ngeliat ada aja. Tapi gimana ya mau ngomong gak enak. Saya pernah kaki saya kena kotoran di galangan sawah saya,” ujarnya tertawa lepas.

Markani mengaku berusaha memaklumi kondisi tersebut. “Mau ngomong gimana, tapi gimana orang gak punya ya, kalau punya gak sampai ke sawah buang ininya,” ujar Markani sambil tertawa lagi.

Ia mengaku sangat bersyukur pada Hari Pers Nasional (HPN) 2021, SMSI membantu para warga dengan program bakti sosial. Apalagi, selain MCK, ruas jalan kampung mereka juga ikut dibangun.

“Lumayan jalan jadi bagus, enggak becek, enggak licin karena sudah diaspal. Dulu jalannya keliatan kumuh, sekarang sudah bagus. Terimakasih sudah bantu jalan kami,” ujarnya. (dan)

Share This Article
Facebook Copy Link Print

Recent Posts

  • Hari Bhayangkara ke-79, Purdiono Harap Polri Semakin Solid dan Presisi June 29, 2025
  • Tim EE Palangka Raya Bentuk Iman Anak Menjadi Pribadi Kristus June 28, 2025
  • Optimalkan Pajak Air Permukaan dan Evaluasi Pemutihan Pajak June 26, 2025

Berita yang mungkin anda minati

NasionalPangkalan Bun

BPJS Ketenagakerjaan Dukung Grab dan Kementerian UMKM Hadirkan Bantalan Sosial Digital melalui Program Rekrutmen Mitra Digital

June 20, 2025
NasionalPangkalan Bun

BPJS Ketenagakerjaan Dukung Grab dan Kementerian UMKM Hadirkan Bantalan Sosial Digital melalui Program Rekrutmen Mitra Digital

June 20, 2025
Nasional

Hadir Bagi Pekerja Migran Indonesia: BPJS Ketenagakerjaan Serahkan Santunan Kematian kepada Keluarga PMI Musthakfirin

April 25, 2025
Nasional

Dukung Program Pemerintah, BPJS Ketenagakerjaan dan BGN Sepakat Lindungi Seluruh Pekerja Di Ekosistem MBG

April 25, 2025

Footer

  • KODE ETIK PERUSAHAAN PERS
  • SOP PERLINDUNGAN WARTAWAN
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?