Ini Lima Sasaran Program Reaktivasi Wisata Domestik di Provinsi Kalteng
PALANGKA RAYA, kaltengterkini.co.id – Inilah lima sasaran program reaktivasi wisata domestik di Provinsi Kalimantan Tengah ; yakni Kawasan Taman Nasional Tanjung Puting (Kabupaten Kotawaringin Barat), Kawasan Taman Nasional Sebangau (Kota Palangka Raya), Museum Balanga (Kota Palangka Raya), dan Taman Budaya (Kota Palangka Raya), serta Hotel, Homestay (Pondok Wisata), Restoran, Rumah Makan, Bioskop, Tempat Hiburan, Spa dan Salon Kecantikan.
Demikian diungkapkan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalteng, Guntur Taladjan mewakili Gubernur Kalteng Sugianto Sabaran pada acara Web Seminar (Webinar) Nasional Percepatan Reaktivasi Sektor Pariwisata dalam Adaptasi Kebiasaan Baru melalui konferensi video di aula Eka Hapakat, Lantai III Kantor Gubernur, Rabu (12/8/2020).
Web Seminar (Webinar) Nasional ini dibuka oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Panjaitan.
Gubernur Kalteng, Sugianto Sabran dalam paparan tertulisanya yang dibacakan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalteng, Guntur Taladjan menyampaikan berbagai program percepatan yang telah dan akan dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dalam rangka menyambut Adaptasi Kebiasaan Baru di sektor pariwisata, antara lain ;
1. Memberikan bantuan Sosial dari APBD Prov. kepada para Pelaku Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang terdampak Pandemi Covid 19 di 14 Kabupaten/Kota Se-Kalteng;
2. Mengeluarkan Surat Edaran Gubernur Nomor 360/8/GT-COVID19 tanggal 6 Juli 2020 tentang Aktivitas Di Bidang Kebudayaan dan Pariwisata Ekonomi Kreatif dalam Mendukung Masa Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Covid-19 ;
a. Menerapkan Protokol Kesehatan Semua Penyelenggara Kegiatan dengan Disiplin dan Ketat di semua Destinasi Wisata.
b. Memberikan Insentif dan Mempermudah Persetujuan Perizinan di Sektor Usaha Seni Budaya dan Pariwisata.
3. Melaksanakan Sosialisasi, Edukasi dan simulasi Standar Operasi Prosedur (SOP) bersama para pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif;
4. Membuka Kembali Destinasi Wisata di Kabupaten yang sudah Zona Hijau (contohnya di Kabupaten Sukamara dan Kabupaten Pulang Pisau) dalam bentuk Kegiatan BISA (Bersih, Indah, Sehat dan Aman);
5. Mempromosikan, Memasarkan “Ayo Berwisata di #KaltengAja”
Dikemukakan pula, saat ini sedang disusun Peraturan Gubernur Kalteng tentang Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Dalam Pencegahan Dan Pengendalian Covid-19, termasuk di sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dalam rangka pengawasan peningkatan jumlah kunjungan Wisatawan ke Kalimantan Tengah.
Lebih lanjut dikatakan Gubernur, beberapa hal yang nantinya akan diatur dalam Peraturan Gubernur tersebut, diantaranya:
1. Menjamin kebersihan, kesehatan, dan keselamatan (Clean, Healty and Safety) oleh pelaku/pengelola usaha untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat dan pengunjung terhadap destinasi pariwisata, serta usaha pariwisata yang ada di Kalimantan Tengah;
2. Meningkatkan efektivitas pencegahan penyebaran wabah dan dampak Covid-19 kepada masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan usaha pariwisata yang ada di Kalimantan Tengah;
3. Menjaga keberlangsungan usaha pariwisata agar bisa produktif kembali setelah mengalami dampak mendalam wabah Covid-19;
4. Mendorong Instansi terkait yang membidangi Pariwisata di Kabupaten/Kota se Kalimantan Tengah serta Para Pelaku Usaha Pariwisata untuk melakukan langkah-langkah sosialisasi dan pengawasan dalam rangka penerapan protokol pelaksanaan usaha pariwisata dalam rangka pencegahan penyebaran dan dampak Covid-19.
Sementara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Panjaitan dalam sambutannya menyampaikan masa pandemi membuat banyak sektor perlu beradaptasi dengan kebiasaan baru, termasuk juga sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. “Pandemi covid-19 telah memberikan dampak yang besar bagi banyak sektor, terutama bagi sektor pariwisata, hal ini tercermin dari pengurangan wisata asing sekaligus devisa kita,” ucap Menko Luhut mengawali sambutannya.
Dijelaskan Menko Luhut, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat perjalanan wisata turun mendekati 100% dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Selain itu, dilaporkan Bank Indonesia, devisa pariwisata pada bulan Mei 2020 turun 97% yoy (years on years), dari US$ 1.119 juta ke hanya US$ 30 juta. Dampak penurunan pariwisata tersebut dirasakan langsung oleh 180 ribu tenaga kerja di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Oleh karena itu, Menko Luhut mendorong peningkatan turis domestik secara bertahap sampai dengan 70%. Namun menurutnya, paradigma dalam berwisata perlu mengalami perubahan, yaitu dari paradigma massal yang menekankan jumlah wisatawan, menjadi paradigma berkualitas yang menitikberatkan pada nilai tambah. Diterangkan Menko Luhut, Pemerintah Daerah memiliki peranan strategis dalam mendorong pariwisata tersebut.
“Untuk tahun 2020-2021, penggerak sektor pariwisata Indonesia berasal dari wisatawan domestik. Jadi, kita perlu fokus pada wisatawan domestik ini, karena itu merupakan hal yang relatif bisa segera kita dorong. Pemerintah Daerah harus mengambil dan melakukan inisiatif-inisiatif baru,” ungkap Menko Luhut.
“Semua inisiasi dan kegiatan yang kita upayakan untuk menggerakkan kembali aktivitas pariwisata. Itu harus mengutamakan kesehatan masyarakat. Jangan bosan-bosannya mengingatkan agar kita patuh pada penggunaan masker, cuci tangan, dan social distancing. Mari kita semua bekerja sama untuk memulihkan pariwisata dan ekonomi kreatif ini,” pungkasnya. (dn)