BI Menginjeksi Likuiditas di Perbankan Rp680,89 Triliun, Upaya Percepat Pemulihan Ekonomi Nasional

Pertemuan Tahunan Bank Indonesia tahun 2020 diselenggarakan secara virtual melalui video zoom. (foto/ist)

PALANGKA RAYA, KALTENGTERKINI.CO.ID – Bank Indonesia Terus Melakukan Sinergi dan Koordinasi dengan Pemerintah dalam memulihkan perekonomian nasional maupun regional.

Dalam rangka memitigasi dampak COVID-19 yang berkepanjangan, pada tahun 2020 ini Bank Indonesia telah melakukan koordinasi bersama dengan Pemerintah dan OJK, serta melakukan sinergi baik dengan perbankan maupun pelaku usaha di sektor riil untuk
memastikan kelancaran langkah dan stimulus lanjutan yang diperlukan.

Sampai dengan 17 November 2020, Bank Indonesia telah menginjeksi likuiditas di perbankan sebesar Rp680,89 Triliun, sebagai upaya mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

Hal ini diungkapkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalteng, Rihando dalam sambutannya pada acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia tahun 2020. Dengan tema : “Bersinergi Membangun Optimisme Pemulihan Ekonomi” yang diselenggarakan secara virtual melalui video zoom, Kamis (3/12/2020).

Acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia tahun 2020 ini juga dihadiri Plt. Gubernur Kalteng, Habib Ismail Bin Yahya dan Forkompinda serta perbankan di Kalimantan Tengah.

Rihando menambahkan, Bank Indonesia terus mendorong program pemulihan ekonomi nasional. Bank Indonesia melanjutkan komitmen untuk pendanaan APBN Tahun 2020 melalui pembelian SBN dari pasar perdana sebesar Rp72,49 Triliun, realisasi pendanaan dan pembagian beban untuk pendanaan Public Goods dalam APBN sebesar Rp270,03 Triliun, dan pendanaan Non Public Goods-UMKM sebesar Rp114,81 Triliun.

Dengan sinergi ini, Pemerintah dapat lebih memfokuskan pada upaya akselerasi realisasi APBN Tahun 2020 untuk mendorong pemulihan perekonomian nasional.

Disamping itu, dibutuhkan stimulus lain dari Pemerintah, baik pusat maupun daerah untuk mengkatalis lesunya roda perekonomian. Dibutuhkan kebijakan-kebijakan yang dapat menjaga kinerja pertumbuhan, seperti Social Safety Net berupa dana bantuan usaha untuk pelaku UMKM dan pekerja harian, mendorong transaksi Elektronik, bansos/bazar murah, serta memberikan keringanan pajak bagi industri, pelaku pariwisata dan sektor lainnya yang terdampak, ujarnya.

Menurutnya, dibutuhkan upaya lain untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah. Melakukan fokus pada pelaksanaan dan realisasi program PEN di Kalimantan Tengah menjadi opsi yang mutlak perlu kita lakukan untuk memulihkan ekonomi kedepan.

Potensi-potensi yang ada di Kalimantan Tengah hendaknya dapat dioptimalkan sebagai upaya untuk diversifikasi pertumbuhan. “UMKM lokal, serta ekonomi syariah menjadi salah satu potensi yang dapat ditingkatkan melalui digitalisasi dan peningkatan kapasitas serta sertifikasi halal”, imbuhnya.

Dikatakannya, keberadaan sejumlah kelompok usaha kecil menengah di tengah masyarakat, ecotourism, dan keberadaan ekonomi pesantren dan wisata halal menjadi potensi yang harus kita optimalkan bersama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang kuat.

Menghadapi potensi dan tantangan yang ada di depan mata, Sinergi, Transformasi, dan Inovasi dalam setiap sendi kehidupan di Kalimantan Tengah sangat dibutuhkan. Upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, sekaligus mencegah penyebaran COVID-19 tidak dapat diwujudkan tanpa sumbangsih dan kerjasama dari setiap elemen masyarakat Kalimantan Tengah.

Pemulihan ekonomi daerah dan peningkatan kesehatan masyarakat merupakan tugas dan tanggung jawab kita bersama. Tidak hanya kebijakan Pemerintah yang dapat menyelamatkan kita semua dari pandemi ini, namun juga dibutuhkan kedisiplinan dan peran aktif dari masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan yang ada. (dan)

EDITOR:


SUMBER: